Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, sistem inti administrasi perpajakan baru atau Coretax besutan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5 persen.
Luhut mengatakan, dirinya optimis Coretax akan berjalan dengan lancar dalam 1-2 tahun mendatang. Sehingga bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
“Saya yakin Coretax dapat berfungsi dengan sangat baik dalam waktu 1 atau 2 tahun mendatang, ini akan bisa membantu pertumbuhan ekonomi kita sebesar 1,5 persen," ujar Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure Kamis, 12 Juni 2025.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Menurutnya, dengan Coretax akan menjadikan Indonesia lebih transparan dan bersih. Meski tak dipungkiri, korupsi di Indonesia akan bersih secara keseluruhan.
"Jadi ini membuat Indonesia menjadi lebih transparan dan efisien," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pekerjaan rumah (PR), kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak baru Bimo Wijayanto untuk membereskan permasalahan di Direktorat Jenderal Pajak. Salah satunya, memperbaiki coretax yang bermasalah sejak diluncurkan pada awal 2025.
Sri Mulyani mengatakan, penerimaan negara merupakan andalan untuk sebuah negara. Penerimaan negara juga menjadi salah satu tantangan yang paling utama.
"Kemenkeu sebagai pengelola tugas penerimaan negara harus mampu menjawab kenaikan tax rasio, perbaikan sistem coretax yang perlu untuk terus di yakinkan mampu memudahkan wajib pajak memberikan pelayanan yang mudah, reliability dari sistem," ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat, 23 Mei 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Photo :
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Sri Mulyani meminta, agar Bimo meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Menurutnya, hingga saat ini banyak wajib pajak yang masih tidak menjalankan kewajibannya.
"Masyarakat menginginkan penerimaan pajak naik, namun masyarakat dan dunia usaha sangat segan untuk membayar pajak. Ini adalah kontradiksi yang harus terus dikelola, setiap rupiah yang kita kumpulkan tidak hanya sekedar menjadi penerimaan negara, namun dia mampu untuk menjawab tantangan struktural," jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Sri Mulyani mengatakan, penerimaan negara merupakan andalan untuk sebuah negara. Penerimaan negara juga menjadi salah satu tantangan yang paling utama.