(Artikel ini ditulis oleh Dr. Eli Jamilah Mihardja, Kepala Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Bakrie)
VIVA – Dalam upaya mendorong kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus melestarikan nilai-nilai lokal yang melekat pada lanskap geowisata, Universitas Bakrie melalui Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis (PIIB) berkolaborasi dengan Palu Citra Minerals dan Bakrie Resources Minerals menyelenggarakan Program Edukasi Kewirausahaan Terpadu dengan fokus pada pengembangan geowirausaha (geo-enterpreneurship) berbasis potensi lokal.
Kegiatan ini menyasar anggota aktif Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di sekitar kawasan Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, sebagai bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie.
Tujuannya tidak semata-mata mencetak pelaku usaha baru, melainkan merancang ekosistem kewirausahaan lokal yang mampu memanfaatkan kekayaan geoheritage secara berkelanjutan, melalui inovasi produk, konservasi budaya, dan penguatan kapasitas digital masyarakat.
Dr. Eli Jamilah Mihardja, Kepala Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Bakrie
Photo :
- Istimewa/Universitas Bakrie
Dari Gula, Madu, hingga Batok Kelapa: Potensi Lokal sebagai Poros Geowirausaha
Wilayah sekitar Gunung Padang menyimpan keragaman produk khas yang mencerminkan kearifan lokal, seperti gula aren alami, madu hutan, dan kerajinan batok kelapa. Sayangnya, produk-produk tersebut masih sering dipasarkan secara konvensional tanpa narasi yang kuat maupun kemasan yang menarik.
Program edukasi ini memfasilitasi masyarakat antara lain untuk mengembangkan narasi produk berbasis cerita geoheritage dan budaya lokal, meningkatkan kualitas kemasan dan desain agar sesuai dengan pasar wisata modern, mengintegrasikan praktik konservasi sebagai nilai tambah dalam produk, serta menjangkau pasar digital melalui media sosial dan platform dagang online.
Melalui pendekatan ini, produk lokal tidak hanya menjadi oleh-oleh, tetapi juga media interpretasi dan edukasi tentang Gunung Padang sebagai situs bersejarah dan kawasan geowisata.
Tahapan Program: Dari Identifikasi Hingga Eksibisi Mini
Program dimulai sejak April 2025 dengan fase identifikasi potensi lokal dan pemetaan kebutuhan Pokdarwis, diikuti oleh kunjungan lapangan dan pelatihan intensif pada Juni 2025.
Materi pelatihan meliputi pengenalan konsep geo-enterpreneurship, pengembangan inovasi produk berbasis potensi alam lokal, praktik wirausaha ramah lingkungan, dan teknik pemasaran digital dan storytelling produk Sebagai output pelatihan, peserta ditantang mengembangkan prototipe produk geowirausaha yang tidak hanya menjual, tetapi juga mengangkat narasi lokal serta mendukung konservasi kawasan.
Tahap selanjutnya akan diisi dengan mini eksibisi produk lokal, tempat peserta mempresentasikan hasil inovasi mereka, serta sesi monitoring dan pendampingan untuk memastikan keberlanjutan inisiatif.
Mengaitkan Kewirausahaan dengan Konservasi
Salah satu dimensi penting dari pendekatan geowirausaha adalah mengaitkan aktivitas ekonomi masyarakat dengan upaya konservasi situs warisan. Dalam konteks Gunung Padang, ini berarti mendorong pelaku usaha lokal untuk memproduksi secara bertanggung jawab, menghindari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, menyisipkan edukasi geoheritage dalam narasi produk, serta menjadikan produk sebagai medium promosi nilai-nilai pelestarian situs.
Dengan cara ini, usaha kecil tidak sekadar menjadi penggerak ekonomi, tapi juga menjadi aktor pelestarian budaya dan lingkungan.
Kolaborasi Akademisi dan Dunia Industri untuk Transformasi Lokal
Melalui keterlibatan Palu Citra Minerals dan Bakrie Resources Minerals, dunia industri hadir bukan hanya sebagai penyandang dana, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mendampingi proses transformasi komunitas. Universitas Bakrie berperan sebagai perancang kurikulum, pendamping lapangan, sekaligus penghubung antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan lokal.
Kolaborasi ini memperlihatkan kekuatan pendekatan quadruple helix yang menyatukan akademisi, industri, masyarakat, dan pemerintah lokal dalam satu visi: membangun ekonomi lokal yang inklusif, berakar pada potensi geoheritage, dan berkomitmen terhadap pelestarian budaya.
Menuju Ekosistem Geowirausaha Gunung Padang
Program ini diharapkan menjadi fondasi terbentuknya ekosistem geowirausaha Gunung Padang—komunitas kewirausahaan lokal yang menjadikan produk khas, budaya, dan situs geologis sebagai modal utama pembangunan ekonomi.
Lebih jauh, pendekatan ini dapat direplikasi di kawasan-kawasan geowisata lainnya di Indonesia, membentuk rantai nilai ekonomi yang bersumber dari warisan alam dan budaya, serta memperkuat identitas lokal melalui usaha yang berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya
Melalui pendekatan ini, produk lokal tidak hanya menjadi oleh-oleh, tetapi juga media interpretasi dan edukasi tentang Gunung Padang sebagai situs bersejarah dan kawasan geowisata.