Jakarta, VIVA - Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan ketegangan antara seorang pengemudi perempuan dengan seorang pria berkacamata yang mengaku sebagai debt collector dari sebuah bank berpelat merah. Momen itu menjadi sorotan warganet karena kembali membuka perdebatan soal praktik penarikan kendaraan yang kerap menimbulkan polemik.
Seperti dilansir VIVA Otomotif dari akun @lbjjakarta, Jumat 3 Oktober 2025, dalam video berdurasi singkat tersebut, pria berjaket menghampiri sebuah mobil yang dikendarai perempuan. Ia langsung menyebut dirinya berasal dari sebuah bank dan menyinggung soal tunggakan cicilan.
“Kita buktikan kalau ibu merasa benar, kita buktikan, kita cek nomor polisinya," ujar pria tersebut.
Sang pengemudi tampak kebingungan dan kemudian bertanya, “Maaf, Pak. Bapak mau cari siapa?”
Pria itu menegaskan klaimnya. “Dari B**. Kita dari B**. terkait keterkaitan mobil. Mobil ini tertunggak sudah delapan bulan,” katanya.
Mendengar hal itu, pengemudi perempuan langsung membantah. Ia berulang kali menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki tunggakan karena cicilan mobil sudah lunas.
“Bapak salah. Bapak salah orang. Maaf ya, Pak. Orang saya sudah lunas, kok. Saya sudah lunas. Maaf ya. Bapak salah orang,” jawabnya.
Percakapan berakhir tanpa ada kesepakatan. Pria tersebut tetap bersikeras bahwa ada tunggakan, sementara sang pengemudi menolak tudingan dan menegaskan bahwa mobilnya sudah lunas.
Rekaman ini kemudian viral dan menuai beragam komentar warganet. Banyak yang menyoroti cara pria tersebut menghadang pengemudi di jalan, karena dianggap tidak sesuai prosedur resmi.
Beberapa warganet juga menekankan bahwa setiap penarikan kendaraan seharusnya melibatkan aparat hukum dan putusan pengadilan, bukan dilakukan sepihak oleh debt collector.
Seorang pengguna akun menulis, “Tuntut aja kalau salah sasaran bisa, kadang bisa jadi modus kejahatan.”
Warganet lain menuding keberanian pria itu hanya muncul saat berhadapan dengan perempuan. “Berani sama cewek, kalau sama cowok nggak bisa kau, kabur,” tulisnya.
Ada pula komentar pedas, “Teriakin begal atau maling aja maling berkedok gini,” sementara yang lain menyebut, “Basmi dong, ini hama banget.” Bahkan ada yang melontarkan kalimat keras, “Kalau dapat langsung robek mukanya.”
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian. Namun, kasus ini menambah panjang daftar kontroversi soal praktik debt collector atau yang kerap disebut “mata elang”, yang sering kali menuai protes masyarakat karena dianggap meresahkan dan rawan disalahgunakan.
Halaman Selanjutnya
Percakapan berakhir tanpa ada kesepakatan. Pria tersebut tetap bersikeras bahwa ada tunggakan, sementara sang pengemudi menolak tudingan dan menegaskan bahwa mobilnya sudah lunas.

3 weeks ago
12









