OJK Ungkap Gerakan Nasional Cerdas Keuangan Sudah Jangkau Ratusan Juta Peserta

4 weeks ago 4

Sabtu, 15 November 2025 - 14:08 WIB

Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan terus berupaya menghadirkan inovasi dan strategi edukasi keuangan yang efektif dan berkelanjutan bersama seluruh stakeholder, salah satunya melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan. Upaya itu pun kini telah menjangkau ratusan juga orang dari seluruh Indonesia.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi saat menjadi pembicara kunci di event Financial Healing, kemarin.

Friderica mengatakan, gerakan nasional melibatkan seluruh pelaku jasa keuangan. Berdasarkan data per Oktober tahun ini, melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, sudah dilaksanakan 42.121 program edukasi dan literasi yang telah menjangkau lebih dari 200 juta peserta atau viewers di seluruh Indonesia.

“Tentu saja ini memerlukan orkestrasi dan juga sinergi dan kolaborasi yang terus menerus antara seluruh pemangku kepentingan, termasuk hari ini kerja sama dengan Katadata yang rasanya juga sangat baik selama ini melakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat termasuk melalui acara Financial Healing,” ujar Friderica dikutip dari keterangannya, Sabtu 15 November 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi.

Friderica juga mengingatkan masyarakat terkait pentingnya literasi keuangan agar dapat mengelola keuangan secara bijak, tangguh, dan juga berkelanjutan. OJK, kata Friderica, berharap semakin banyak generasi muda yang mampu merencanakan masa depan finansialnya dengan lebih baik, sehingga tidak lagi trial and error, tetapi penuh kendali dan arah yang jelas menuju masa depan yang sejahtera.

Friderica mengungkapkan, ada banyak tantangan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Saat ini, kata dia, masih banyak masyarakat yang terkena scam (segala bentuk penipuan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara tidak jujur dari korban, seperti uang, data pribadi, atau barang).

“Kalau kita melihat data Indonesia Anti-Scam Center per November tahun ini, data kerugian masyarakat yang dilaporkan kepada Indonesia Anti-Scam Center sudah mencapai Rp7,3 triliun, termasuk lebih dari 323 ribu laporan masyarakat. Kalau kita melihat perbandingan dengan negara-negara lain di Anti-Scam Center negara lain, itu mereka satu hari bisa menerima 150-200 laporan. Di kita, sehari kita bisa terima 800-1000 laporan masyarakat yang terkena scam,” kata Friderica.

Halaman Selanjutnya

Friderica menambahkan, kasus scam ini sangat mengerikan dan juga menyedihkan dan memprihatinkan. Kata dia, ada sejumlah modus yang dilakukan antara lain penipuan transaksi belanja yang jumlahnya lebih dari 58 ribu laporan dengan kerugian lebih dari Rp1 triliun.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |