Pelajar Terpental dari Wahana, Manajemen Jatim Park Minta Maaf dan Janji Dampingi Korban hingga Pulih

9 hours ago 3

Sabtu, 19 April 2025 - 10:30 WIB

Malang, VIVA – Seorang pelajar berinisial DP, yang masih duduk di bangku kelas VII di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, mengalami luka serius setelah terjatuh dari wahana ekstrem Pendulum 360 di Jatim Park 1. Insiden terjadi pada Selasa, 8 April 2025 sekitar pukul 16.00 WIB.

DP diketahui tengah menikmati liburan bersama kakaknya, guru les, dan seorang teman. Dari empat orang dalam rombongan tersebut, dua di antaranya termasuk DP memutuskan untuk menaiki Pendulum 360, wahana yang berputar hingga sudut kemiringan ekstrem 180 derajat. Namun, nahas menimpa DP saat sistem pengaman pada kursi yang didudukinya diduga terlepas di tengah putaran.

Saksi mata di lokasi menyebutkan bahwa korban sempat bergelantungan dalam kondisi panik sebelum akhirnya terpental keluar dari wahana dan jatuh menghantam tanah.

Momen mengerikan tersebut terekam dalam video amatir yang kemudian viral di media sosial. Dalam video itu terdengar suara histeris pengunjung lain yang menyaksikan kejadian, beberapa di antaranya berteriak meminta pertolongan kepada petugas.

Petugas wahana langsung menghentikan operasi Pendulum 360 dan melakukan evakuasi. DP kemudian dilarikan ke RS Persada Husada, Kota Malang, dengan kondisi mengalami patah tulang pada kaki kanan serta jari tangan kanan. Ia kini menjalani perawatan intensif.

Pihak keluarga korban yang masih berada dalam kondisi syok telah melaporkan kejadian ini ke pihak sekolah serta pihak kepolisian untuk penanganan lebih lanjut. Ayah korban, WS, mengaku sangat terpukul dan kecewa atas insiden yang menimpa anaknya.

"Kami sangat kecewa. Ini bukan hanya tentang biaya pengobatan, tapi juga soal tanggung jawab moral. Anak saya tidak hanya luka fisik, tapi juga mengalami trauma berat," kata WS pada Jumat, 18 April 2025.

Keluarga korban menyatakan keberatan terhadap insiden ini dan menyoroti lemahnya pengawasan serta sistem keamanan wahana. Mereka juga berharap ada pertanggungjawaban lebih jelas dari pihak pengelola.

"Anak kami butuh waktu lebih dari sebulan untuk pulih, bukan hanya dari patah tulang, tapi juga dari trauma yang ia alami. Kami berharap ada tanggung jawab yang lebih jelas dan tertulis dari pihak Jatim Park," tambah WS.

Menanggapi kejadian tersebut, pihak manajemen Jawa Timur Park Group melalui Titik S. Ariyanto selaku Manager Marketing & Public Relation menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan komitmen penuh dalam menangani korban.

"Kami selaku manajemen Jawa Timur Park Group meminta maaf dan menyesalkan insiden yang terjadi di Jatim Park I, khususnya kepada korban dan keluarga akibat insiden tersebut," kata Titik.

Titik juga menyatakan bahwa mereka langsung melakukan evakuasi darurat dan memberikan penanganan medis awal kepada korban.

"Manajemen Jawa Timur Park Group telah mengambil tindakan evakuasi segera pada saat kejadian dengan bantuan tim medis dan bertanggungjawab penuh terhadap penanganan korban luka pada insiden tersebut serta pendampingan kepada korban serta keluarga," tambahnya.

Manajemen Jawa Timur Park Group mengklaim terus memantau proses pemulihan korban dan berkomitmen untuk memastikan kondisi korban benar-benar pulih.

"Saat ini manajemen Jawa Timur Park Group terus memberikan perhatian penuh dan bertanggungjawab atas pemulihan serta kondisi korban sampai tuntas, sehat, dan pulih, hingga dapat beraktivitas seperti sedia kala," terangnya.

Lebih lanjut, pihak manajemen menegaskan kesediaannya untuk mengikuti seluruh proses hukum yang sedang berjalan.

"Manajemen Jawa Timur Park Group siap untuk tunduk, patuh, serta koopreratif terhadap proses hukum yang berjalan hingga rasa keadilan dapat diperoleh secara maksimal terhadap korban," jelas Titik.

Hingga saat ini, proses hukum masih terus berjalan, sementara DP masih dalam masa pemulihan di rumah sakit. Pihak keluarga berharap kejadian ini menjadi evaluasi serius bagi pengelola wahana permainan agar keselamatan pengunjung menjadi prioritas utama.

Halaman Selanjutnya

Keluarga korban menyatakan keberatan terhadap insiden ini dan menyoroti lemahnya pengawasan serta sistem keamanan wahana. Mereka juga berharap ada pertanggungjawaban lebih jelas dari pihak pengelola.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |