Senin, 10 Maret 2025 - 00:30 WIB
Lamongan, VIVA - Persela Lamongan tetap harus menjalani sanksi menggelar pertandingan tanpa penonton musim depan setelah bandingnya ditolak oleh Komite Banding PSSI. Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi kepada Persela buntut kerusuhan yang terjadi saat Persela melawan Persijap Jepara dalam pertandingan Liga 1, di Stadion Tuban Sport Center (TSC), 18 Februari lalu.
Dalam surat yang dikeluarkan Komdis PSSI kepada Persela dijelaskan alasan banding ditolak antara lain kerusuhan tersebut mencorek persepakbolaan nasional. Selain itu, kerusuhan tersebut menunjukkan kurang optimalnya pembinaan suporter oleh Klub Persela Lamongan.
Kemudian juga peristiwa tersebut menunjukkan Panitia Pelaksana Pertandingan Klub Persela Lamongan kurang memahami hakekat program PSSI yang sedang dalam masa transformasi dengan pengawasan FIFA.
Pertandingan Persela Vs Persijap
Photo :
- VIVA.co.id/Rahmat Fajar (Surabaya)
Hal yang memberatkan lainnya yaitu selama empat pertandingan sebelumnya Persela juga disanksi tanpa penonton saat bermain di kandang. Meski pada akhirnya sanksi itu dikurangi menjadi dua pertandingan setelah dilakukan banding.
Sanksi tersebut diberikan Komdis PSSI kepada Persela karena adanya pelemparan, penyerangan dan penganiayaan terhadap perangkat pertandingan saat laga melawan RANS Nusantara pada babak pendahuluan, tanggal 10 Oktober 2024, lalu.
Dalam surat Komite Banding tersebut tak ada sama sekali yang meringankan Persela. Atas alasan-alasan tersebut banding Persela ditolak.
Manajer Persela, Fariz Julinar Maurisal, menerima keputusan Komite Banding PSSI tersebut. Ia menerima Persela harus membayar mahal karena kerusuhan yang terjadi. Dan itu merupakan kerugian besar yang harus ditanggung Laskar Joko Tingkir.
Fariz mengatakan saat ini sepakbola Indonesia dalam proses transformasi kepada yang lebih baik. Karena itu setiap kejadian selalu menjadi perhatian federasi.
"Sanksi ini semoga bisa mengubah pola pikir suporter agar bisa lebih dewasa," katanya, Minggu, 9 Maret 2025.
Halaman Selanjutnya
Manajer Persela, Fariz Julinar Maurisal, menerima keputusan Komite Banding PSSI tersebut. Ia menerima Persela harus membayar mahal karena kerusuhan yang terjadi. Dan itu merupakan kerugian besar yang harus ditanggung Laskar Joko Tingkir.