Kendari, VIVA - Seorang mahasiswa di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara berinisial MS diduga dianiaya oleh petugas sekuriti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pemicu penganiayaan itu karena mahasiswa mempertanyakan kualitas Pertalite yang dibelinya pada Rabu pekan lalu.
Imbas penganiayaan itu, korban mengalami luka. Dia pun melaporkan kasus tersebut ke Polsek Baruga, di Kota Kendari.
Korban MS menceritakan awalnya beberapa waktu lalu, ia baru saja mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di salah satu SPBU, Kecamatan Baruga. Namun, baru berjalan beberapa meter motornya malah mogok.
"Pada saat jalan di sekitar jalan Laode Hadi By Pass dekat pencucian Kumbohu tiba-tiba motor saya mogok. Dan, kemudian memanggil mekanik untuk memperbaikinya. Dan, (mekanik) mengatakan rusak akibat bahan bakar yang digunakan," kata MS, dikutip pada Senin, 10 Maret 2025.
Mahasiswa yang dipukul petugas sekuriti.
Photo :
- Istimewa/Erdika Mukdir
Pun, saat esok harinya atau Kamis, 6 Maret 2025 korban mendatangi SPBU Baruga untuk mempertanyakan kualitas pertalite di SPBU karena bisa membuat motornya mogok. Korban lalu bertemu dengan sekuriti SPBU yang berjaga. "Namun, pihak sekuriti berkata apa kamu bisa pertanggung jawabkan perkataan kamu itu," ujarnya.
Korban saat itu ditarik bajunya lalu langsung dipukul. Tak lama kemudian, datang dua teman pelaku yang bukan melerai tapi malah ikut memukuli korban.
"Langsung memegang kerah bajuku dan memukul pada bagian kepala dan selanjutnya datang 2 orang temannya ikut juga memukul," tuturnya.
Atas kejadian tersebut, korban mengalami sejumlah luka. Ia pun memberanikan diri untuk melapor ke polisi terkait dugaan pengeroyokan tersebut.
Sementara, Kanit Reskrim Polsek Baruga Iptu Hery membenarkan laporan penganiayaan itu. Menurut dia, pihaknya juga sudah memeriksa beberapa saksi.
"Iya benar Pak, Jadi saat ini kami sudah mengambil beberapa keterangan saksi," kata Iptu Harry saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp.
Lantas, terkait potensi tersangka dalam perkara ini, ia mengatakan masih menunggu hasil visum. "Jadi, untuk penetapan tersangka kami masih menunggu hasil visum dari pihak rumah sakit agar tidak keliru dalam menerapkan pasal yang akan disangkakan," ujar Iptu Harry.
Terkait itu, Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Sulawesi Tenggara prihatin atas insiden yang dialami oleh korban MS. HAMI berjanji akan melakukan pengawalan terhadap mahasiswa itu.
Ketua HAMI Sultra, Andre Darmawan dalam unggahannya di media sosial mengungkapkan rasa perihatinnya terhadap sikap-sikap oknum yang melakukan pengeroyokan terhadap korban. Pihaknya siap mendampingi korban dalam proses hukumnya.
“Ini kan cara-cara penanganan keluhan yang tidak benar bagaimana seseorang itu mengeluh atau mengadu itu dikeroyok oleh beberapa orang di petugas SPBU. Kami akan siap mengawal laporan polisi tersebut," ujarnya.
Laporan: Erdima Mukdir-tvOne
Halaman Selanjutnya
"Langsung memegang kerah bajuku dan memukul pada bagian kepala dan selanjutnya datang 2 orang temannya ikut juga memukul," tuturnya.