Menkeu Israel: Rencana Trump Relokasi Warga Gaza Hampir Terbentuk

5 hours ago 1

Senin, 10 Maret 2025 - 11:43 WIB

Tel Aviv, VIVA – Menteri Keuangan (Menkeu) sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich mengungkapkan bahwa rencana Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ‘mulai terbentuk’, kendati terus mendapat penolakan luas dari pemerintah di wilayah tersebut.

"Rencana ini mulai terbentuk, dengan tindakan berkelanjutan yang dikoordinasikan dengan pemerintah (AS)," kata Smotrich dalam sebuah acara di parlemen Israel, pada Minggu, 9 Maret 2025.

Dia juga menambahkan bahwa persiapan sedang dilakukan untuk membentuk badan pengelola yang akan mengawasi pemindahan.

"Ini berpotensi menciptakan perubahan bersejarah di Timur Tengah dan bagi negara Israel," tambah Smotrich, dikutip dari Alarabiya, Senin 10 Maret 2025.

Menkeu Israel ini telah berulang kali mendukung dimulainya kembali perang melawan Hamas dan telah menyatakan dukungan untuk membangun kembali kehadiran permanen Israel di wilayah tersebut.

Selain itu, menurut Smotrich, rencana yang diusulkan oleh Trump akan mengharuskan ditemukannya negara yang bersedia menerima sebagian dari 2,4 juta penduduk Jalur Gaza.

“Ini melibatkan identifikasi negara-negara kunci, pemahaman kepentingan mereka, baik dengan AS maupun dengan kita dan pembinaan kerja sama,” ujarnya.

Melaksanakan rencana tersebut, yang disambut baik oleh para pemimpin Israel lainnya tetapi dikecam oleh Palestina, pemerintah Arab, dan beberapa pemimpin dunia, akan menjadi operasi logistik yang sangat besar.

“Sekadar memberi gambaran, jika kita memindahkan 10.000 orang sehari, tujuh hari seminggu, itu akan memakan waktu enam bulan,” ujarnya.

“Jika kita memindahkan 5.000 orang sehari, itu akan memakan waktu satu tahun. Tentu saja, ini dengan asumsi kita memiliki negara yang bersedia menerima mereka, tetapi ini adalah proses yang sangat, sangat, sangat panjang,” kata Smotrich menambahkan.

Para ahli mengatakan bahwa memindahkan warga Gaza secara paksa akan menjadi pelanggaran hukum internasional. Hanya beberapa hari setelah ia menjabat, Trump memicu kemarahan global ketika ia menyarankan AS mengambil alih Gaza dan mengubahnya menjadi “Riviera Timur Tengah,” seraya memaksa penduduk Palestina untuk pindah ke negara tetangga Mesir dan Yordania.

Minggu lalu, sebuah usulan balasan Arab terhadap rencana Trump diajukan, dengan beberapa negara Islam dan pemerintah Eropa mendukungnya.

Usulan Arab tersebut bertujuan untuk membangun kembali Gaza tanpa menggusur warga Gaza, yang telah mengalami lebih dari 15 bulan perang yang menghancurkan.

Utusan Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengatakan rencana Arab tersebut merupakan "langkah awal yang beritikad baik dari Mesir," bahkan saat pejabat Israel dan AS lainnya telah menyatakan keberatan.

Smotrich menekankan bahwa pihaknya mendorong agar rencana Trump terlaksana, dan menyebutnya sebagai "kesempatan untuk mengakhiri konflik" antara Israel dan Palestina.

"Sejak Israel didirikan pada tahun 1948 dan hingga hari ini, kami telah menyeret ini selama 76 tahun, mencari solusi. Dengan pemerintahan (AS) saat ini, kami akan melakukan lebih banyak lagi,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

“Ini melibatkan identifikasi negara-negara kunci, pemahaman kepentingan mereka, baik dengan AS maupun dengan kita dan pembinaan kerja sama,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |