Profil dan Rekam Jejak Pendiri Maskapai Baru Indonesia Airlines, CEO Calypte Holding yang Berkantor Pusat di Singapura

6 hours ago 1

Jakarta, VIVA – Industri penerbangan Indonesia kembali kedatangan pemain baru dengan layanan eksklusif. Indonesia Airlines (INA), maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium, resmi diperkenalkan oleh Calypte Holding Pte. Ltd.

Calypte Holding Pte adalah sebuah perusahaan berbasis di Singapura yang bergerak di sektor energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian. 

Maskapai Indonesia Airlines akan berbasis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dengan fokus pada penerbangan internasional.

Berbeda dari maskapai komersial pada umumnya, Indonesia Airlines menawarkan pengalaman terbang setara dengan jet pribadi. Layanan premium ini menghadirkan kenyamanan terbaik, pelayanan personal, serta fasilitas kelas dunia. 

Indonesia Airlines

Photo :

  • Dok. Indonesia Airlines

"Kami mempersembahkan maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium di bawah merek Indonesia Airlines. Kami menggabungkan kemewahan perjalanan jet pribadi dengan kenyamanan penerbangan komersial, menawarkan perjalanan yang benar-benar tak tertandingi bagi penumpang," ujar Chief Executive Officer Indonesia Airlines, Iskandar, dalam siaran pers pada Minggu, 9 Maret 2025.

Lantas, siapa sosok pendiri di balik maskapai ini? Berikut profil Iskandar, CEO sekaligus pendiri Calypte Holding.

Profil Iskandar, CEO Calypte Holding

Iskandar dijuluki sebagai 'The Founder' dari Indonesia Airlines. Mengutip laman resmi Calypte Holding, ia saat ini menjabat sebagai CEO dan Ketua Eksekutif perusahaan tersebut.

Lahir di Bireuen, Aceh, pada 7 April 1983, Iskandar menempuh pendidikan tinggi di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh. Kariernya dimulai saat bekerja di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias pasca tsunami. 

Pada 2006 hingga 2009, ia bergabung dengan PLN sebelum beralih ke sektor perbankan dan asuransi.

Setelah meninggalkan PLN, Iskandar bekerja di bank swasta CIMB Niaga Banda Aceh sebagai Funding Sales Officer pada 2012-2013. Kariernya terus berkembang hingga menjadi Manajer Cabang di Bank Danamon Indonesia. Lalu, menjabat sebagai Manajer Perbankan Pilihan di Permata Bank Jabodetabek hingga 2014.

Berkat interaksinya dengan nasabah yang bergerak di bidang kelistrikan, Iskandar mulai tertarik untuk merintis bisnis di sektor energi. Pada 2015, ia memutuskan keluar dari dunia perbankan dan mulai mengembangkan proyek kelistrikan di Indonesia, menggandeng investor dari berbagai negara.

Pada 2016, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Daiwatech Indonesia. Setahun kemudian, ia mendirikan perusahaan kelistrikan dengan modal pribadinya.

Namun, bisnis tersebut terdampak pandemi Covid-19. Tidak menyerah, ia merintis usaha baru dengan mitra dari Singapura, yang kemudian melahirkan Calypte Holding Pte. Ltd. pada 2022. Perusahaan ini kini berkembang di tiga sektor utama: energi, pertanian, dan aviasi.

Penandatanganan MOU antara Calypte Holding dan Annica Holding

Photo :

  • Humas Calypte Holding

Sebagai Ketua Eksekutif Calypte Holding, Iskandar memimpin ekspansi bisnis, termasuk di sektor penerbangan. Sebelum mendirikan Indonesia Airlines, Calypte Holding lebih dulu memperkenalkan Royal Jeumpa Airlines yang dijadwalkan mengudara pada Februari 2025.

Strategi Indonesia Airlines untuk Bersaing di Kancah Internasional

Untuk memastikan layanan terbaik, Indonesia Airlines merekrut tim berpengalaman dari berbagai maskapai besar dunia. Direktur Operasionalnya berasal dari Singapore Airlines. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dan merupakan salah satu pilot pertama di dunia yang menerbangkan Airbus A380.

Sementara, posisi Direktur Komersial diisi oleh profesional yang telah bekerja lebih dari 21 tahun di maskapai besar seperti Emirates dan Asiana Airlines. Selain itu, departemen operasi penerbangan akan dipimpin oleh salah satu pilot terbaik Indonesia yang saat ini berkarier di maskapai asing.

Adapun untuk layanan kabin, INA menunjuk seorang Manajer Awak Kabin dari British Airways serta Wakil Manajer Awak Kabin dari Emirates. Untuk mendukung operasionalnya, dalam tahap awal maskapai ini akan mengoperasikan 20 armada yang didatangkan secara bertahap.

Rinciannya, 10 unit pesawat berbadan kecil (narrow body) seperti Airbus A321neo atau A321LR, serta 10 unit pesawat berbadan lebar (Wide Body) seperti Airbus A350-900 dan Boeing 787-9.

Dengan strategi ini, Indonesia Airlines optimistis mampu bersaing di kancah penerbangan internasional dan menghadirkan pengalaman terbang terbaik bagi para penumpangnya.

Halaman Selanjutnya

Profil Iskandar, CEO Calypte Holding

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |