Jakarta, VIVA – Pemerintah bergerak cepat membuka peluang kerja bagi para lulusan baru. Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya memastikan percepatan pelaksanaan Program Magang Nasional, yang menjadi salah satu inisiatif utama Presiden Prabowo Subianto untuk menjembatani dunia pendidikan dan dunia kerja.
Program yang dijalankan melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) itu disebut sebagai langkah konkret untuk memperkuat ekosistem ketenagakerjaan nasional, sekaligus memberikan kesempatan bagi lulusan baru sarjana dan vokasi agar bisa langsung belajar dan bekerja di dunia industri.
“Bapak Presiden, melalui Bapak Menteri, mempunyai program untuk bagaimana caranya para lulusan sarjana fresh graduate, kemudian diploma yang dalam satu tahun belakangan ini nanti akan lulus, dapat langsung bekerja, belajar, dan judulnya dalam hal ini adalah Program Magang Nasional," kata Teddy dikutip Minggu, 12 Oktober 2025.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya di Rio de Janeiro, Brasil (sumber foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Photo :
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Teddy menjelaskan, gelombang pertama Program Magang Nasional akan dimulai pada Oktober 2025, dengan melibatkan sekitar 20 ribu peserta dari berbagai sektor industri dan perusahaan di seluruh Indonesia. Pemerintah juga menargetkan perluasan jumlah peserta hingga puluhan ribu bahkan ratusan ribu di tahap berikutnya.
“Jadi bulan Oktober sebagai awal gelombang pertama 20.000, tentunya segera, segera kita buka lagi, bisa 20.000, 30.000, sampai ratusan ribu," kata dia.
Menurut Teddy, para peserta tidak hanya mendapat pengalaman profesional, tetapi juga uang saku setara upah minimum di wilayah tempat mereka magang.
"Manfaatnya apa? Satu, bisa langsung bekerja. Anda bayangkan tanggal 20 Oktober, beliau-beliau sudah kerja sama dengan berbagai ribuan perusahaan, tanggal 20 Oktober nanti langsung bekerja,” ujar Teddy.
“Yang kedua dapat pengalaman. Yang ketiga langsung dapat uang saku. Uang sakunya berapa? Sesuai dengan upah minimum dari kabupaten dan kota yang nanti akan mempekerjakan di perusahaan itu,” lanjutnya.
Sebagai gambaran, peserta magang di Jakarta akan menerima uang saku sekitar Rp5,4–Rp5,5 juta per bulan, sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP). Sementara di daerah lain, besarannya akan menyesuaikan dengan upah minimum kabupaten atau kota masing-masing.
"Jadi contohnya berapa? Misalnya di Jakarta, ya berarti upah minimum di sini Rp5,4–5,5. Tiap bulannya para sarjana yang bekerja, yang magang, ya dapat segitu. Dan tentunya nanti di daerah lain, sesuai dengan upah minimum dari kota dan daerah tersebut,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Lebih lanjut, Seskab menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan program ini agar berjalan efektif dan memberi dampak nyata bagi peserta.