Proyeksi Pertumbuhan UMKM RI Paling Kencang se-Asia Pasifik, Tapi Ada Ancaman yang Mengintai!

1 day ago 4

Senin, 14 April 2025 - 21:57 WIB

Jakarta, VIVA – Di tengah ketidakpastian global dan tekanan ekonomi yang masih terasa, usaha kecil di Indonesia justru mencatatkan performa positif dan prospek cerah. Temuan ini terungkap dalam survei tahunan usaha kecil yang dilakukan badan akuntansi, CPA Australia. 

Laporan tersebut menyebutkan, 87 persen pelaku usaha kecil di Indonesia memperkirakan bisnis mereka akan tumbuh tahun ini. Capaian ini menempatkan Indonesia di antara tiga negara dengan proyeksi pertumbuhan tertinggi dari 11 negara yang disurvei.

Keyakinan terhadap ekonomi Indonesia juga sangat tinggi. Sebanyak 76 persen usaha kecil memperkirakan ekonomi akan tumbuh pada 2025, jauh di atas rata-rata kawasan Asia-Pasifik yang hanya mencapai 67 persen.

"Usaha kecil Indonesia termasuk yang tumbuh paling cepat di kawasan ini," kata Dr Hendro Lukman, Ketua Komite Penasihat CPA Australia di Indonesia, seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 14 April 2025.

Investasi pada teknologi, terbukti membawa dampak positif. Di tahun 2024, sebanyak 68 persen usaha kecil Indonesia yang berinvestasi pada teknologi melaporkan peningkatan profitabilitas. 

Sebagian besar usaha kecil juga menawarkan opsi pembayaran digital seperti OVO, GoPay, ShopeePay, dan Dana. “Sektor usaha kecil Indonesia didorong oleh para pengusaha muda dan dinamis, dengan 85 persen pemilik usaha berusia di bawah 50 tahun. Mereka mengadopsi teknologi, inovasi, dan ketangkasan dalam menghadapi perubahan. Pola pikir visioner ini, dikombinasikan dengan pendekatan berfokus pada pelanggan, akan meningkatkan kinerja dan daya saing mereka dalam jangka panjang," jelasnya.

Inovasi, menjadi kekuatan lain yang mendorong pertumbuhan ini. Pada tahun 2025, ada 37 persen usaha kecil berencana memperkenalkan produk atau layanan baru. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara kedua paling inovatif dalam survei.

Ancaman

Namun, di balik optimisme ini, ada kekhawatiran meningkatnya ancaman siber. Sebanyak 50 persen usaha kecil melaporkan kerugian akibat serangan siber di 2024, dan angka ini diprediksi naik pada 2025. 

"Fakta bahwa hanya 48 persen yang meninjau keamanan siber mereka dalam enam bulan terakhir adalah hal yang mengkhawatirkan. Usaha kecil harus mengambil langkah proaktif untuk melindungi diri dari potensi kerugian besar akibat ancaman siber demi menjaga kepercayaan pelanggan serta keberlanjutan bisnis," ungkap dia.

Di sisi lain, kebutuhan akan pembiayaan juga meningkat. Tahun lalu, 75 persen usaha kecil mencari pembiayaan eksternal, dan 59 persen di antaranya untuk mendukung pertumbuhan bisnis. “Dengan semakin banyak usaha kecil yang memperkirakan kebutuhan akan pembiayaan eksternal tahun ini untuk mengembangkan bisnis mereka, peningkatan literasi keuangan menjadi sangat penting untuk membantu mereka berkembang dan mengamankan pembiayaan tersebut," kata dia.

Upaya pemerintah dan regulator dalam mendukung usaha kecil juga dinilai positif. "Rancangan regulasi Otoritas Jasa Keuangan Indonesia yang bertujuan untuk mempermudah akses pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah langkah positif bagi sektor usaha kecil," ujarnya.

CPA Australia pun turut mendukung dengan meluncurkan ‘Panduan Pengelolaan UMKM’ untuk meningkatkan literasi keuangan. Hendro juga menyoroti tantangan eksternal, seperti tarif 32 persen terhadap impor Indonesia ke AS. 

"Dengan adanya tarif 32 persen yang tidak menguntungkan terhadap impor Indonesia ke AS, usaha kecil yang ingin berekspansi ke luar negeri sebaiknya fokus ke pasar non-AS. Bisnis yang sudah mengekspor ke AS mungkin perlu mencari nasihat profesional untuk mengukur dampaknya terhadap bisnis mereka atau menjajaki pasar baru," ujarnya.

“Pemilik usaha kecil Indonesia yang memiliki visi jauh ke depan dan berani mengambil risiko, kemungkinan besar menganggap hambatan dari tarif ini hanya sebagai gangguan sementara dalam visi jangka panjang mereka,” tutup dia.

Halaman Selanjutnya

Inovasi, menjadi kekuatan lain yang mendorong pertumbuhan ini. Pada tahun 2025, ada 37 persen usaha kecil berencana memperkenalkan produk atau layanan baru. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara kedua paling inovatif dalam survei.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |