Ratusan Siswa SMP di Buleleng Tak Bisa Baca Tulis, Apa Penyebabnya?

5 hours ago 1

Rabu, 16 April 2025 - 00:50 WIB

Bali, VIVA – Ratusan siswa SMP di Buleleng, Bali belum bisa membaca bahkan ada juga yang belum bisa menulis. Berdasarkan data Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng terdapat sekitar 400 siswa SMP dari 60 sekolah belum bisa membaca dan menulis.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng I Made Sedana mengatakan, faktor penyebab siswa SMP di beberapa sekolah di Kabupaten Buleleng Bali belum bisa membaca di antaranya, adanya faktor pembelajaran daring saat Covid 19, faktor siswa berkebutuhan khusus, disleksia, motivasi atau semangat siswa rendah termasuk hubungan orang tua dari keluarga bermasalah.

Tak hanya itu, banyaknya siswa SMP belum bisa baca tulis salah satunya akibat persoalan saat SD menggunakan kurikulum merdeka belajar dengan pembelajaran tuntas.

"Nah konsep pembelajaran tuntas inilah yang masih belum dipahami secara penuh oleh guru kita. Jadi seolah-olah apa pun yang dia berikan materi yang dia transfer ke anak didik itu sudah tuntas. Pada hal persoalanya tuntaskan dulu dia di jenjang atau fase dasar baru boleh dilanjutkan ke fase berikutnya," jelas Made Sedana, dikutip dari channel YouTube CNN Indonesia, Selasa, 15 April 2025.

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, pihaknya telah mendata siswa Sekolah Dasar kelas 4,5 dan 6 untuk mengetahui adanya siswa yang belum bisa membaca.

"Sehingga dari awal kita bisa mengetahui dan melaksanakan pendampingan lebih intens dengan siswa SD sehingga tidak sampai berlanjut saat SMP," kata Ariadi Pribadi.

Sementara itu, sebanyak 14 dari 998 siswa  SMP Negeri 5 Singaraja dideteksi belum bisa membaca dan menulis.

"14 anak ini terdeteksi tidak bisa baca tulis setelah proses pembelajaran berlangsung. Nah setelah terdeteksi kami kumpulkan anak-anak, kami kumpulkan guru BK dan guru Bahasa Indonesia untuk memberikan jam-jam tambahan. Setelah berbicara dan berdiskusi setiap siswa disediakan dua jam pelajaran untuk jam tambahan khusus membaca dan menulis saja," jelas Kepala SMP 5 Singaraja, Ketut Ngurah Yasa.

Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Bali Dewa Made Mahayadnya mengatakan, pihaknya belum menerima laporan dari pemerintah Kabupaten Buleleng tentang adanya ratusan sisa SMP yang belum bisa baca tulis.

"Kami baru dengar hari ini, mohon maaf saya akan koordinasikan dengan bupati Buleleng secepatnya," kata Made Mahayadnya usai menghadiri Sidang Paripurna ke-15 DPRD Provinsi Bali,Selasa, 15 April 2025.

Halaman Selanjutnya

"14 anak ini terdeteksi tidak bisa baca tulis setelah proses pembelajaran berlangsung. Nah setelah terdeteksi kami kumpulkan anak-anak, kami kumpulkan guru BK dan guru Bahasa Indonesia untuk memberikan jam-jam tambahan. Setelah berbicara dan berdiskusi setiap siswa disediakan dua jam pelajaran untuk jam tambahan khusus membaca dan menulis saja," jelas Kepala SMP 5 Singaraja, Ketut Ngurah Yasa.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |