Ekonom Proyeksikan BI Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen

3 hours ago 1

Rabu, 19 Maret 2025 - 10:49 WIB

Jakarta, VIVA – Sejumlah ekonom memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini Rabu, 19 Maret 2025. Hal ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah hingga mengantisipasi tekanan inflasi jelang Idul Fitri.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan Bank Indonesia akan mempertahankan BI Rate di level 5,75 persen. Salah satu pertimbangannya adalah deflasi yang sedang dialami oleh Indonesia.

"Bank Indonesia diproyeksikan akan mempertahankan BI Rate di level 5,75 persen pada pertemuan Dewan Gubernur bulan Maret 2025. Keputusan ini didasari oleh beberapa faktor utama, yaitu kondisi inflasi yang sedang mengalami deflasi tahunan pertama sejak tahun 2000, terutama akibat diskon tarif listrik secara signifikan yang bersifat sementara," ujar Josua kepada VIVA, Rabu, 19 Maret 2025.

Josua menilai, penahanan BI Rate ini perlu perlu dilakukan dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah. Sebab, rupiah kini tengah mengalami tekanan akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden Trump, serta sikap hati-hati the Fed dalam mempertahankan suku bunga acuannya.

"Arus modal keluar dari pasar keuangan Indonesia akibat sentimen risiko global juga memberikan tekanan tambahan pada rupiah," terangnya.

Lalu, antisipasi tekanan inflasi yang akan meningkat kembali menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri perlu dilakukan Bank Indonesia, dengan mempertahankan suku bunga acuannya.

"Langkah mempertahankan BI Rate dianggap sebagai kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan domestik," tegasnya.

Sementara itu, Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky memproyeksikan BI perlu mempertahankan suku bunga acuannya.

"Kami memandang bahwa Bank Indonesia perlu memprioritaskan stabilitas nilai tukar dan ketahanan pasar keuangan dengan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur bulan Maret 2025," katanya.

Riefky mengatakan, penahanan BI Rate dilakukan mempertimbangkan keputusan kebijakan the Fed yang akan diumumkan pada waktu yang sama dengan pertemuan Bank Indonesia.

"Di mana pasar secara luas memperkirakan bahwa the Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah. Dalam konteks ini, penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dapat menambah tekanan pada rupiah," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

"Langkah mempertahankan BI Rate dianggap sebagai kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan domestik," tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |