Jakarta, VIVA – Tantangan geopolitik dan gejolak perang dagang masih menghantui ekonomi global, termasuk perusahaan-perusahaan di Indonesia. Meskipun demikian, PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024 hingga kuartal I-2025 dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 120 persen secara tahunan.
PT KBI membukukan peningkatan pendapatan sebesar 25,4 persen dan laba bersih sebesar 22 persen secara year on year (yoy) sepanjang tahun 2024. Lonjakan didorong ekspansi bisnis kliring dan layanan resi gudang.
Dari sisi transaksi komoditas, PT KBI membukukan penerbitan 1.058 resi gudang dengan nilai transaksi mencapai Rp 2.871 triliun. Volume kontrak berjangka ikut mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 10,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menilik kinerja pada kuartal I-2025, PT KBI mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 26,43 persen secara tahunan. Peningkatan dipicu lonjakan volume transaksi komoditas Loco London di Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX) sebesar 20,2 persen atau mencapai 1.491.864 lot dari 1.240.323 lot pada periode yang sama dengan tahun sebelumnya .
PT KBI terus mengoptimalisasi sistem yang bersinergi dengan kebijakan regulator, perluasan jaringan Resi Gudang, serta peningkatan keamanan transaksi. Upaya ini terutama untuk menghadapi tantangan “Currency-Commodity Double Squeeze” kombinasi kenaikan harga emas sebagai safe-haven global dan penguatan USD terhadap Rupiah.
Solidnya kinerja keuangan tersebut membuat PT KBI mampu mempertahankan posisi sebagai penyedia jasa kliring terdepan di sektor Perdagangan Berjangka. Di samping itu, sebagai bagian Holding BUMN, perusahaan semakin memperkuat peran sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang.
"Capaian 2024 menjadi batu pijakan untuk membangun ekosistem komoditas yang transparan dan berkelanjutan," ujar Direktur Utama PT KBI, Budi Susanto, dikutip dari keterangan resmi pada Rabu, 30 April 2025.
Budi menyampaikan, kepuasan pelanggan naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi 89,5 persen. Hal ini tidak lepas dari upaya perusahaan dalam mendorong transformasi layanan berbasis teknologi menjadi kunci peningkatan kepuasan tersebut.
“Inovasi sistem ini juga memperkuat daya saing perusahaan di tengah dinamika pasar,” lanjut Budi.
Sejalan dengan agenda Holding BUMN Danareksa dalam memperkuat ketahanan ekonomi melalui pengembangan pasar berdaya saing global. Dengan fondasi kinerja yang solid, PT KBI siap menghadapi tantangan ke depan sembari terus berkontribusi pada stabilitas perdagangan komoditas nasional.
PT KBI telah menyusun strategi tiga pilar guna menyambut peralihan pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Meliputi penguatan kolaborasi dengan regulator melalui penyesuaian kebijakan, penyelarasan sistem manajemen risiko sesuai standar OJK-BI, serta peningkatan kapabilitas SDM melalui program upskilling.
Tidak hanya dari sisi bisnis, perusahaan secara konsisten menjunjung tinggi konsep Triple Bottom Line (TBL) dengan menjaga keselarasan People, Profit, dan Planet (3P). Upaya ini diwujudkan dengan aktif dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang mencakup tiga pilar prioritas, yaitu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan.
Salah satunya adalah Program Pembangunan Infrastruktur Pertanian berupa sarana pengairan (Sumur Dalam dan Water Torn) guna mendukung Integrated Farming System (IFS) kelompok Tani Sedyo Manunggal I di Sukoharjo, Jawa Tengah sejalan dengan agenda Swasembada Pangan Pemerintah.
Halaman Selanjutnya
Budi menyampaikan, kepuasan pelanggan naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi 89,5 persen. Hal ini tidak lepas dari upaya perusahaan dalam mendorong transformasi layanan berbasis teknologi menjadi kunci peningkatan kepuasan tersebut.