Sains Dibutuhkan untuk Kemajuan Pertanian

1 week ago 9

Rabu, 9 April 2025 - 23:29 WIB

Jakarta, VIVA – Industri hortikultura Indonesia memiliki potensi luar biasa, baik dari sisi keragaman tanaman, nilai ekonomi, maupun kebutuhan pasar yang terus meningkat.

Namun demikian, sektor ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan seperti perubahan iklim yang menyebabkan ketidakpastian musim tanam dan penurunan produktivitas lahan, tingginya serangan hama dan penyakit tanaman serta alih fungsi lahan.

Menurut Managing Director PT East West Seed Indonesia (Ewindo) Glenn Pardede, salah satu kunci untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan pengembangan inovasi dan teknologi.

Sebagai produsen benih hortikultura yang memproduksi dan memasarkan benih sayuran dengan merek dagang 'Cap Panah Merah', Ewindo secara berkelanjutan mengembangkan varietas unggul tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, melon, semangka, bawang merah dan berbagai sayuran daun.

"Kami telah menjadi mitra strategis bagi lebih dari 2,2 juta petani di Indonesia. Kami juga percaya bahwa sains adalah kunci untuk menjawab tantangan masa depan pertanian," ungkapnya, Rabu, 9 April 2025.

Glenn juga mengaku akan meresmikan fasilitas penelitian dan pengembangan baru di Purwakarta, Jawa Barat, pada pertengahan Mei 2025.

Fasilitas ini akan dilengkapi dengan laboratorium biomolekular, bioselular dan laboratorium penyakit tanaman yang lebih luas.

Ketiga laboratorium ini perannya sangat strategis dalam menjamin kemurnian dan keaslian sumber genetik, mempercepat seleksi varietas unggul tahan penyakit, adaptif terhadap perubahan iklim, dan sesuai kebutuhan pasar.

Tidak hanya itu, fasilitas baru ini juga akan dilengkapi dengan laboratorium biokimia dan laboratorium bioinformatika.

Beroperasinya kedua laboratorium tersebut nantinya dapat mendukung percepatan proses perakitan varietas baru, dan memungkinkan dilakukannya deteksi senyawa biokimia melalui analisis DNA, RNA guna mendukung pengembangan varietas sayuran dengan kandungan nutrisi tinggi.

“Aplikasi teknologi ini memungkinkan kami menyederhanakan proses yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun dalam pengembangan varietas. Ini tidak hanya efisien dari sisi waktu, tapi juga meningkatkan akurasi dalam mendapatkan hasil terbaik,” tutur Glenn.

Guna meningkatkan kapasitas petani, Ewindo juga telah membangun Learning Farm yang saat ini sudah beroperasi di 8 lokasi sentra produksi hortikultura nasional, meliputi di Karawang, Magelang, Malang, Banyuwangi, Lampung Selatan, Solok, Hulu Sungai Selatan dan Minahasa.

Fasilitas ini memungkinkan petani untuk saling berbagi informasi dan melakukan praktik bertani dengan baik dan berkelanjutan, mulai dari teknologi budidaya, penanggulangan hama dan penyakit serta berbagai persoalan lain yang dihadapi petani.

Untuk mempermudah petani dalam menentukan sayuran apa yang mesti mereka tanam, Ewindo terus mengembangkan aplikasi Sipindo yang di dalamnya mencantumkan informasi harga sayur di pasar.

Informasi tersebut diharapkan dapat membantu petani sayur mengetahui jika pasar sudah jenuh terhadap produk sayuran tertentu.

“Kami optimistis dengan penerapan inovasi dan teknologi tinggi secara berkelanjutan, kesejahteraan petani hortikultura Indonesia akan semakin meningkat. Kami akan senantiasa menjadi sahabat petani yang paling baik,“ jelas dia.

Halaman Selanjutnya

Ketiga laboratorium ini perannya sangat strategis dalam menjamin kemurnian dan keaslian sumber genetik, mempercepat seleksi varietas unggul tahan penyakit, adaptif terhadap perubahan iklim, dan sesuai kebutuhan pasar.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |