Selasa, 4 Februari 2025 - 17:20 WIB
VIVA – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kembali menyoroti keterlibatan Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) dalam perang di Oblast (Provinsi) Kursk, Rusia.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, Zelensky mengungkap jika rezim Korea Utara (Korut) pimpinan Kim Jong-un akan kembali mengirim pasukannya ke Rusia.
Menurut Zelensky, Kim diperkirakan akan memobilisasi sekitar 20.000 hingga 25.000 tentara Korut untuk mendukung militer Rusia dalam pertempuran di perbatasan.
Dukungan Korea Utara juga termasuk alat utama sistem persenjataan (alutsista), seperti rudal balistik Hwasong-11 dan howitzer self-propelled (meriam swagerak) M-1991.
VIVA Militer; Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky
Selain itu, Zelensky juga menyebut jika para perwira militer Korea Utara memperlakukan anak buahnya seperti barang sekali pakai. Para tentara Korut sengaja dijadikan umpan meriam, dan membunuhnya jika memilih untuk mundur dari palagan.
"(Para komandan Korea Utara) memperlakukan pasukan mereka sebagai "paket sekali pakai yang bisa dibuang. Terkadang mengeksekusi mereka untuk mencegah mereka mundur," ujar Zelensky dikutip VIVA Militer dari The Telegraph.
Zelensky juga meyakini bahwa tentara Korut telah menjadikan pertempuran di Kursk sebagai pengalaman baru, terkait perang modern.
"Mereka benar-benar berlatih dalam kondisi pertempuran," kata Zelensky melanjutkan dilansir VIVA Militer dari Militarnyi.
VIVA Militer: Tentara Rakyat Korea Utara (KPA)
"Mereka mempelajari segalanya. Cara bekerja dengan pesawat nirawak, cara melawan drone, bersembunyi dari kawanan drone, cara penghancuran drone, dan cara menggunakan pesawat nirawak mereka sendiri," ujarnya.
Pengetahuan yang didapat pasukan Korea Utara diyakini Zelensky akan menjadi ancaman bagi kawasan Asia Pasifik. Termasuk di dalamnya, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di kawasan tersebut yakni Korea Selatan dan Jepang.
Halaman Selanjutnya
Zelensky juga meyakini bahwa tentara Korut telah menjadikan pertempuran di Kursk sebagai pengalaman baru, terkait perang modern.