Setelah Ditahan dan Dikeroyok Israel, Sutradara Palestina Peraih Oscar, Hamdan Ballal Dibebaskan

3 weeks ago 5

Palestina, VIVA – Hamdan Ballal, sutradara asal Palestina yang ikut mengarahkan film dokumenter pemenang Oscar No Other Land, dilaporkan dikeroyok oleh pemukim Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki, sebelum akhirnya dibawa oleh tentara Israel dan ditahan semalaman. Informasi ini disampaikan oleh keluarga, rekan kerja, saksi mata, dan pengacara Ballal.

Pada Selasa sore, tak lama setelah dibebaskan dari tahanan, pengacaranya, Leah Tzemel, menyatakan bahwa Ballal ditahan secara sewenang-wenang oleh polisi di pemukiman Israel Kiryat Arba’a, yang terletak di wilayah Tepi Barat. Scroll lebih lanjut ya.

Tzemel menambahkan bahwa Ballal mengalami pemukulan saat berada dalam tahanan. Setelah dibebaskan, ia langsung dilarikan ke rumah sakit di Hebron untuk mendapatkan perawatan akibat luka-luka yang dideritanya. Hal ini dikonfirmasi oleh saudara laki-lakinya, Nimer.

Meskipun mengalami dehidrasi dan memar-memar, Ballal akhirnya keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumahnya di Susya, Tepi Barat, menurut keterangan Basel Adra, rekan sesutradaranya.

Penyerangan Terjadi di Depan Rumah, Disaksikan Keluarga

No Other Land menang penghargaan film dokumenter terbaik di Oscar 2025

Photo :

  • AP Photo/John Locher

Dalam kondisi masih diliputi emosi, Lamya – istri Ballal – dikutip dari CNN bahwa suaminya diserang oleh tiga pemukim Israel di depan rumah mereka, hanya beberapa saat setelah waktu berbuka puasa Ramadan. Menurut Lamya, awalnya Ballal melihat sekelompok pemukim tengah menyerang desa, dan saat mencoba mendokumentasikan kejadian tersebut, ia justru menjadi target penyerangan.

Ballal dipukul dengan brass knuckle (buku jari besi) dan popor senapan tepat di bagian kepala. Sementara itu, sekelompok pemukim lainnya melempari batu ke arah rumah dan berusaha menerobos masuk melalui jendela, di mana Lamya dan ketiga anak mereka yang ketakutan bersembunyi.

Tindakan Kekerasan oleh Pemukim Didiamkan Militer

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)

Basel Adra yang datang ke rumah Ballal setelah menerima panggilan darurat, menyaksikan Ballal dan setidaknya satu orang lainnya dibawa oleh tentara Israel. Ia juga menyebutkan bahwa di sekitar rumah terdapat pemukim Israel bertopeng, polisi, dan militer Israel. Bahkan, tentara sempat menembak ke arah orang-orang yang mencoba mendekat. CNN melaporkan bahwa mereka menemukan selongsong peluru di tanah, hanya beberapa meter dari pintu rumah Ballal.

Militer Israel menyatakan bahwa mereka tiba di lokasi setelah terjadinya “konfrontasi keras” antara warga Palestina dan Israel yang saling melempar batu. Dalam pernyataannya, militer menyebutkan bahwa kekerasan itu dipicu oleh “beberapa teroris” yang melempar batu ke warga Israel hingga merusak kendaraan mereka. Tiga warga Palestina dan satu warga Israel kemudian dibawa untuk diperiksa.

Yuval Abraham, sutradara bersama lainnya dalam film No Other Land yang berkewarganegaraan Israel, menyatakan bahwa Ballal mengalami cedera di kepala dan perut.

Petani Lansia, Aktivis Asing, Juga Jadi Korban

Najah Mughanam, tetangga Ballal, juga menjadi korban kekerasan. Ia dan suaminya yang berusia 60-an dan bekerja sebagai peternak domba, diserang oleh pemukim. Suaminya dipukul dengan sekop, dan ini merupakan kali kedua mereka diserang dalam sepekan terakhir. Selain mencoba mencuri domba, para pemukim juga merusak tangki air mereka.

Najah menyebutkan bahwa kekerasan pemukim semakin meningkat sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023.

“Sejak tanggal itu, sudah lebih dari 45 kali kami diserang di Susya,” katanya.

Lima aktivis asal Amerika dari organisasi Center for Jewish Nonviolence (CJNV) yang juga berada di lokasi kejadian mengatakan mereka diserang oleh sekitar 20 pemukim bertopeng, bersenjata pentungan, pisau, dan senapan. Mereka menduga kekerasan terjadi setelah konflik dengan seorang pemukim yang menggembalakan domba di dekat rumah warga Palestina.

Jenna, seorang aktivis CJNV yang meminta hanya disebut dengan nama depannya karena alasan keamanan, mengatakan bahwa kelompoknya tidak menyaksikan penangkapan Ballal secara langsung, namun mereka sendiri menjadi korban kekerasan. Saat mencoba kembali ke mobil, ia dipukul dengan tongkat. Video dari dashcam mobil menunjukkan seorang bertopeng melempar batu ke kaca depan, dan foto-foto memperlihatkan kaca mobil pecah berserakan di dalam.

Josh Kimelman, anggota kelompok CJNV lainnya, menyatakan bahwa tentara Israel melihat kejadian tersebut namun tidak bertindak.

“Kami bilang kami diserang. Mereka jawab ‘semuanya akan baik-baik saja’ dan hanya berdiri di dekat kami tanpa mengejar para pemukim,” ungkapnya.

Kimelman menambahkan bahwa serangan semacam ini kerap terjadi, namun tidak selalu mendapat perhatian publik.

“Tidak semua korban adalah sutradara film peraih Oscar,” katanya.

Menjadi Target karena Mengangkat Derita Palestina

No Other Land menang penghargaan film dokumenter terbaik di Oscar 2025

Photo :

  • Jordan Strauss/Invision/AP

Pada awal bulan ini, Ballal, Adra, dan Abraham berdiri berdampingan di panggung Oscar saat menerima penghargaan untuk No Other Land, film dokumenter yang menyoroti pengusiran warga Palestina dari rumah mereka di Tepi Barat. Ballal, seorang petani asal Palestina, telah lama menjadi sasaran intimidasi dan ancaman oleh pemukim Israel. Dalam wawancara sebelumnya dengan CNN, ia menyebutkan bahwa pemukim seringkali menaruh ternak di lahannya dan mencoba mengambil alih lahannya dengan paksa, terutama setelah peristiwa 7 Oktober 2023.

Ballal telah mendokumentasikan berbagai bentuk kekerasan yang dialaminya, termasuk ancaman dari pemukim yang mengklaim bahwa Tuhan telah “memberikan tanah Ballal” kepada mereka.

Film dokumenter No Other Land menggambarkan penghancuran sistematis kawasan Masafer Yatta oleh otoritas Israel—wilayah pegunungan di Hebron tempat tinggal keluarga Adra. Film ini memperlihatkan taman bermain anak-anak yang diruntuhkan, kakak Adra yang dibunuh tentara Israel, dan serangan berulang dari para pemukim terhadap warga yang mencoba bertahan hidup.

Istri Ballal, Lamya, menyatakan bahwa sejak kemenangan di Oscar, ancaman terhadap suaminya kian meningkat.

“Karena dia telah menyuarakan penderitaan kami ke seluruh dunia, karena ia telah menunjukkan apa yang dilakukan para pemukim, mereka ingin membalas dendam. Dunia kini tahu apa yang terjadi di sini,” katanya.

Kekerasan Pemukim Meningkat Sejak Perang

Kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina terus melanda desa-desa di Tepi Barat. Laporan gabungan dari Peace Now dan Kerem Navot, dua lembaga advokasi asal Israel yang menentang perluasan permukiman, menunjukkan bahwa jumlah pos penggembalaan ilegal yang didirikan oleh pemukim telah meningkat hampir 50% sejak perang dimulai. Data tersebut mencakup hingga akhir Desember 2024.

Halaman Selanjutnya

Dalam kondisi masih diliputi emosi, Lamya – istri Ballal – dikutip dari CNN bahwa suaminya diserang oleh tiga pemukim Israel di depan rumah mereka, hanya beberapa saat setelah waktu berbuka puasa Ramadan. Menurut Lamya, awalnya Ballal melihat sekelompok pemukim tengah menyerang desa, dan saat mencoba mendokumentasikan kejadian tersebut, ia justru menjadi target penyerangan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |