Sinar Terang Mandiri (MINE) Mantap IPO Bidik Dana Segar Rp132,33 Miliar, Bisnis Baterai Kendaraan Listrik Jadi Andalan

4 hours ago 1

Rabu, 5 Maret 2025 - 03:16 WIB

Jakarta, VIVA –  PT Sinar Terang Mandiri atau MINE, kontraktor tambang yang sudah berdiri lebih dari dua dekade siap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering). Perseroan menargetkan akan meraup dana segar sebanyak Rp 132,33 miliar.

Nilai tersebut dari hasil penjualan 612.665.300 saham atau setara 15 persen dari total saham. Perseroan mematok harga Rp 216 per saham (di batas atas saat bookbuilding).

Kepemilikan saham dikendalikan oleh PT Mitra Berkarya Sukses Selalu sebanyak 95,05 persen. Sisa 4,95 persen dipegang oleh Sinjo Jefry Sumendap selaku Komisaris Utama. 

Masa penawaran umum berlangsung pada 4-6 Maret 2025. Sementara itu, pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Maret 2025. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia.

Ilustrasi rekomendasi platform reksa dana bagi gen z

Photo :

  • www.freepik.com/free-vector

Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure) pembelian alat berat baru untuk mendukung kegiatan operasional Perseroan sebanyak  Rp 63.211.170.000 atau sekitar 48 persen. 

Kemudian, sebanyak Rp 14 miliar setara 11 persen dipakai untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan milik  Sinjo. Sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja perseroan.

Phintraco Sekuritas menilai, prospek perseroan sangat cerah karena didorong potensi peningkatan permintaan produksi nikel yang kuat. Perseroan percaya bahwa kegiatan usaha yang dijalankan akan terus mendapatkan manfaat dari pergeseran global yang mendukung kendaraan bermotor listrik. 

Indonesia memiliki peran strategis dalam ekosistem kendaraan listrik global, khususnya sebagai produsen nikel yang merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai EV (Electric Vehicle). Dengan cadangan nikel mencapai 20 persen dari total cadangan dunia maka permintaan terhadap nikel Indonesia diproyeksikan terus meningkat, seiring dengan semakin pesatnya permintaan kendaraan listrik. 

Pada tahun 2023, produksi nikel Indonesia mencapai sekitar 1,8 juta metrik ton. Volume ini diperkirakan akan terus meningkat di masa mendatang untuk mendukung kebutuhan bahan baku baterai. 

Manajemen Sinar Terang Mandiri melaporkan pendapatan perseroan mengalami kenaikan sebesar 40,84 persen dari Rp 868,05 miliar untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2023 menjadi Rp 1,36 triliun untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2024.

Manajemen MINE menyampaikan, lonjakan disebabkan kenaikan total material movement sebesar 47 persen dari 6,7 juta bank cubic meter (bcm) untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2023 menjadi 9,8 juta bcm untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2024.

Laba tahun berjalan juga membukukan kenaikan sebesar 278,3 persen. Dari Rp 59,52 miliar pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2023 menjadi Rp 225,177 miliar untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2024.

"“Peningkatan disebabkan oleh kenaikan margin kotor (gross profit margin) dari 17,3 persen untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2023 menjadi 26 persen untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2024," papar manajemen MINE dalam keterangan resmi yang dikutip pada Selasa, 4 Maret 2025.

Halaman Selanjutnya

Indonesia memiliki peran strategis dalam ekosistem kendaraan listrik global, khususnya sebagai produsen nikel yang merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai EV (Electric Vehicle). Dengan cadangan nikel mencapai 20 persen dari total cadangan dunia maka permintaan terhadap nikel Indonesia diproyeksikan terus meningkat, seiring dengan semakin pesatnya permintaan kendaraan listrik. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |