Sisi Gelap ChatGPT, Pendiri OpenAI Sam Altman: Robot Akan Ambil Alih Dunia

17 hours ago 2

Jakarta, VIVA – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah menjadi topik terhangat dalam teknologi sejak akhir 2022, tepatnya ketika ChatGPT menjadi viral.

Perlombaan AI dimulai hampir seketika, dengan setiap perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat (AS) dan negara lain mengerjakan sistem AI baru mereka sendiri.

Perlu diketahui bahwa software atau perangkat lunak seperti ChatGPT membutuhkan sumber daya yang sangat besar. Diperlukan pusat data yang memuat ribuan GPU mahal yang dikhususkan untuk melatih dan menjalankan chatbot AI. Semakin besar pusat data maka semakin banyak energi yang perlu disisihkan dunia untuk proyek AI.

Beberapa peneliti khawatir tentang dampak infrastruktur AI terhadap dunia. Dampaknya bukan hanya pada listrik yang menggerakkan percakapan antara manusia dengan AI, tapi juga air yang digunakan untuk mendinginkan beberapa pusat data.

Dua setengah tahun setelah ChatGPT menjadi viral, akhirnya sang pendiri Sam Altman, melalui blog terbarunya yang berjudul 'The Gentle Singularity', membocorkan informasi berapa banyak energi yang dikonsumsi ChatGPT.

Ia pun memprediksi seperti apa dunia dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan berkat kecerdasan super seperti platformnya, seperti dikutip dari situs BGR, Sabtu, 14 Juni 2025.

"Orang-orang sering kali penasaran tentang berapa banyak energi yang digunakan kueri ChatGPT. Kueri rata-rata menggunakan sekitar 0,34 watt-jam, kira-kira sama dengan yang digunakan oven dalam waktu sedikit lebih dari satu detik, atau yang digunakan bola lampu hemat energi dalam beberapa menit. Kueri ini juga menggunakan sekitar 0,000085 galon air, kira-kira seperlima belas sendok teh," klaim Sam Altman.

Tidak jelas dari mana angka Sam Altman berasal. Namun, angka tersebut menyesatkan, mengingat OpenAI, pemilik ChatGPT, memiliki ratusan juta pengguna bulanan. Tidak jelas pula apa yang mendorong CEO OpenAI tersebut menulis postingan tersebut, yang ia gambarkan di X sebagai 'postingan terakhir seperti ini yang saya tulis tanpa bantuan AI sama sekali'.

Postingan itu kemungkinan bukan untuk mengungkap biaya energi yang terkait dengan obrolan di ChatGPT, meskipun energi merupakan salah satu topik besar dalam blog tersebut. Tidak mengherankan, Sam Altman cukup optimis tentang masa depan AI. Ia menyajikan kecerdasan super sebagai sesuatu yang tak terelakkan.

Itu adalah kesimpulan yang sudah pasti. Menurutnya, AI akan memberikan kontribusi bagi dunia dalam banyak hal, tetapi peningkatan kualitas hidup dari AI yang mendorong kemajuan ilmiah yang lebih cepat dan peningkatan produktivitas akan sangat besar; masa depan bisa jauh lebih baik daripada masa kini.

Kemajuan ilmiah adalah pendorong terbesar kemajuan secara keseluruhan, sangat menarik untuk berpikir tentang seberapa banyak lagi yang bisa pengguna dapatkan. Sam Altman memperkirakan AI akan menghadirkan wawasan baru pada 2026. Satu tahun setelah itu, dunia akan mulai mendapatkan robot yang dapat melakukan tugas di alam liar.

"Kemudian, tahun 2030 kemungkinan besar akan sangat berbeda dari masa-masa sebelumnya. Karena, kecerdasan super dan energi akan 'sangat melimpah' pada tahun tersebut. Begitu terjadi, dunia akan mampu melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan," ungkap Sam Altman.

Berbicara tentang energi, ia juga melihat produksi pusat data menjadi otomatis. AI dan robot akan menggerakkan segalanya. Ada beberapa siklus lain yang saling memperkuat. Penciptaan nilai ekonomi telah memulai roda gila pembangunan infrastruktur gabungan untuk menjalankan sistem AI yang semakin canggih.

"Dan robot yang dapat membangun robot lain (dan dalam beberapa hal, pusat data yang dapat membangun pusat data lain). Tidak jauh dari itu. AI akan membantu manusia mencapai 'keajaiban baru' tahun 2035. Saya bahkan melihat masa depan di mana sebagian orang akan memilih untuk terhubung melalui 'antarmuka otak-komputer bandwidth tinggi yang sesungguhnya'," tegasnya.

Semuanya terdengar menakjubkan, dan tentu saja mengalahkan gambaran suram yang dilukiskan orang lain tentang masa depan AI. Meski begitu, esai Sam Altman juga meremehkan sisi negatifnya, seperti revolusi lapangan kerja besar-besaran yang saat ini marak.

Ia belum siap untuk mengusulkan solusi apapun untuk AI yang sudah mencuri lapangan kerja, selain mengindikasikan bahwa manusia akan beradaptasi dan semacam kontrak sosial baru mungkin akan muncul.

Satu sisi, akan ada bagian yang sangat sulit seperti hilangnya seluruh jenis pekerjaan, tetapi sisi lain, dunia akan menjadi jauh lebih kaya dengan begitu cepat sehingga manusia akan mampu secara serius mempertimbangkan ide-ide kebijakan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Menjelang akhir tulisannya, Sam Altman juga membahas tantangan yang jelas. "AI harus selaras dengan minat kita untuk memberi kita masa depan cerah yang saya sudah jelaskan sebelumnya. Tantangan lainnya adalah memastikan kecerdasan super ini 'murah, tersedia secara luas, dan tidak terlalu terpusat pada satu orang, perusahaan, atau negara'," tutur dia.

Lantas, bagaimana OpenAI dan perusahaan sejenis lainnya yang terlibat dalam pengembangan AI memastikannya aman, murah, dan tersedia secara luas? Lagi-lagi, Sam Altman tidak mengatakannya. Kita hanya perlu menunggu dan melihat apa yang terjadi selanjutnya.

Halaman Selanjutnya

Tidak jelas dari mana angka Sam Altman berasal. Namun, angka tersebut menyesatkan, mengingat OpenAI, pemilik ChatGPT, memiliki ratusan juta pengguna bulanan. Tidak jelas pula apa yang mendorong CEO OpenAI tersebut menulis postingan tersebut, yang ia gambarkan di X sebagai 'postingan terakhir seperti ini yang saya tulis tanpa bantuan AI sama sekali'.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |