Jakarta, VIVA – Pendiri Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Abdul Latief menyebut, syarat Indonesia menjadi negara maju adalah dengan memiliki entrepreneur atau pengusaha 12-14 persen. Namun, saat ini RI hanya memiliki 3 persen pengusaha dari jumlah penduduk.
Abdul mengatakan, hari ini 10 Juni 2025 merupakan hari lahirnya HIPMI ke-53. Namun, cita-cita agar Indonesia menjadi negara makmur dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dibidang ekonomi masih belum dicapai.
"Memang untuk menjadi negara maju kita perlu memiliki enterpreneur 12-14 persen. Kini kita baru kira-kira memiliki 3 persen pengusaha dari jumlah penduduk bahkan itupun kira-kira 65 persennya pengusaha kecil," ujar Abdul dalam keterangannya Selasa, 10 Juni 2025.
Abdul menyebut, saat ini Indonesia belum memiliki pengusaha kelas menengah yang memadai dari aspek kualitas dan kuantitas. Masyarakat menengah Indonesia pun baru sebesar 17 persen.
Ekonomi Indonesia
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
"Masyarakat menengah Indonesia berada kira-kira di 17 persen, seharusnya diatas 55 persen. Dalam hal ini kita dalam posisi struktur yang serius sangat tidak seimbang, masyarakat umum dan masyarakat bisnis dalam struktur dan kondisi yang fragile," terangnya.
Maka dari itu, Abdul mengatakan bahwa HIPMI harus bersatu dan tidak menyerah untuk melahirkan enterpreneur nasionalis, patriot pengisi kemerdekaan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Jangan kita mengeluh apalagi menyerah. Memang kita sudah sadari dari awal cita-cita yg suci mulia ini adalah tidak mudah untuk dicapai," terangnya.
Lebih lanjut Abdul mengatakan, di dunia usaha format program pemerintah dalam pembinaan dunia usaha perlu dievaluasi kembali. Menurutnya, format UMKM masih jauh dari berhasil.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
"Pembinaan UMKM disatukan perlu ditinjau kembali, perlu secara tajam dipisahkan pembinaan pengusaha menengah dan kecil. Pembinaan dalam format sekarang akan tidak bisa mengembangkan usaha menengah karena terdegradasi," jelasnya.
Abdul menegaskan, untuk pembinaan pengusaha menengah harus dengan format khusus yakni affirmative action/proggrame. Dia menilai, sebaiknya program pembinaan usaha harus fokus saja dalam format skala dan jenis usaha.
"Karena usaha kecil cukup luas dan banyak karena terdiri dari 3 kelompok yg lazim terbagi satu smale scale industries, kedua home industries, ketiga cottage industries," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
"Jangan kita mengeluh apalagi menyerah. Memang kita sudah sadari dari awal cita-cita yg suci mulia ini adalah tidak mudah untuk dicapai," terangnya.