Jakarta, VIVA – Ustazah Oki Setiana Dewi beserta keluarga saat ini menetap di Mesir. Oki memilih untuk pindah ke Mesir lantaran ia melanjutkan kuliahnya di Universitas Al Azhar. Oki juga memboyong anak-anaknya untuk pindah dan sekolah di sana.
Dalam konten yang diunggah ke channel YouTube pribadinya, Oki mengaku mengalami dan merasakan beberapa culture shock selama tinggal Mesir. Oki membedakan ada culture shock jelek dan ada culture shock baik yang ia alami.
Pertama culture shock jelek. Oki menjelaskan, selama tinggal di Mesir dirinya merasa bahwa lalu lintas di sana kurang tertib sehingga menyebabkan sering terjadinya kecelakaan.
"Uma, culture shock selama di Mesir apa?" kata Oki Setiana Dewi membacakan pertanyaan dari netizen dikutip Minggu, 30 Maret 2025.
"Kalau yang jelek-jeleknya paling lalu lintas yang gak tertib dalam artian di sini banyak banget kecelakaan jadi harus hati-hati nyebrang. Kedua, di sebagian tempat sih gak semua orang, di sebagian tempat cenderung suaranya tinggi, suaranya tinggi dan kadang-kadang ngasih barang itu dilempar, tapi itu gak semua orang ya, sebagian orang aja," kata Oki menjelaskan ketika menjawab pernyataan netizen tersebut.
Kemudian, Oki mengungkap culture shock baik yang ia alami selama tinggal di Mesir. Wanita kelahiran Batam itu mengaku merasa kagum dengan bahasa cinta atau love language masyarakat Mesir. Diungkap Oki, banyak masyarakat Mesir yang menerapkan love language physical touch dan words of affirmation.
"Kalau culture shock yang bagus-bagus kayaknya orang-orang Mesir ini physical touch deh. Physical touch dan words of affirmation, kan teman-teman tahu ada lima bahasa cinta. Nah yang sering saya lihat mereka itu sering peluk, saling cium. Sering anak-anak itu kalau salaman sama mereka, anak-anak yang dicium tangannya, bukan anak kecil yang cium tangan kita," kata Oki.
"Sering meluk, sering bilang sayang, jadi bahasa cinta orang Arab ini lisannya bicara 'saya mencintai kamu, saya sayang sama kamu', tapi juga physical touch-nya peluknya itu sering banget," tambahnya.
Culture shock baik lain yang dirasakan Oki saat tinggal Mesir adalah tidak adanya jarak antara dosen dengan murid. Bahkan, dosen atau guru di sana memanggil muridnya dengan sebutan 'Anakku'.
"Dan yang paling terasa sekali, ini juga kemarin sempat kesaksian dari teman-teman di kelas. Kalau kita kuliah di Indonesia kok kayak ada jarak ya antara dosen dengan murid. Tapi kalau di Mesir ini guru-guru itu kan manggilnya 'Anakku, anakku' mereka suka ngajarin 'wahai anakku'. Jadi kita ngerasa gak ada gap, jadi ngerasa mereka orang tua kita, kita anaknya mereka gitu. Senang sih dipanggil 'anakku anakku' sering dipanggil kayak gitu, jadi kayak ngerasa gak ada gap. Antara guru dengan murid kayak orang tua sama anak," kata Oki.
Halaman Selanjutnya
"Sering meluk, sering bilang sayang, jadi bahasa cinta orang Arab ini lisannya bicara 'saya mencintai kamu, saya sayang sama kamu', tapi juga physical touch-nya peluknya itu sering banget," tambahnya.