Ukraina Bakal Kehilangan 2 Provinsi Vital Jika Berdamai dengan Rusia

8 hours ago 1

Rabu, 12 Maret 2025 - 09:55 WIB

VIVA – Ukraina kemungkinan besar akan kembali kehilangan wilayahnya, menyusul persetujuan perdamaian dengan Rusia. Kedua wilayah yang akan lepas diperkirakan adalah Donetsk dan Luhansk, yang berada di timur Kiev.

Kesediaan Ukraina berdamai dengan Rusia, tak lepas dari upaya Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan perang yang sudah berkecamuk lebih dari tiga tahun.

Awalnya, pemerintah Volodymyr Zelensky menolak  usulan AS untuk berdamai dengan Rusia. Dengan dalih, Ukraina tak dilibatkan dalam perundingan AS-Rusia di Riyadh, akhir Februari 2025.

Sikap Zelensky direspons keras oleh Donald Trump, yang langsung menghentikan bantuan militer Amerika Serikat dan informasi intelijen untuk Kiev.

VIVA Militer: Milisi Republik Rakyat Donetsk

Photo :

  • The New York Times/Mauricio Lima

Terdesak, Ukraina akhirnya bersedia menerima tawaran Amerika. Dalam pertemuan kedua negara di Jeddah, Arab Saudi, akhirnya dicapai kesepakatan awal untuk melakukan gencatan senjata selama 30 hari.

Ikut rencana AS berdamai dengan Rusia, bukan berarti masalah Ukraina selesai. Kemungkinan besar, Donetsk dan Luhansk akan lepas ke kekuasaan Rusia. Seperti halnya Krimea yang beralih kepemilikan pada 2014 silam.

Menurut Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, Moskow telah lama menegaskan bahwa setiap kesepakatan perdamaian yang potensial harus mengakui realitas di lapangan.

Dan faktanya, militer Rusia langsung menargetkan kedua wilayah tersebut termasuk Kharkiv dan Zaporizhzhia sejak agresi Vladimir Putin dimulai pada 24 Februari 2022.

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia

Photo :

  • Reuters/Maxim Shemetov

"Jelas, akan sangat sulit bagi Ukraina dalam jangka waktu yang wajar untuk memaksa Rusia kembali ke titik di mana mereka berada pada tahun 2014," kata Rubio dilansir VIVA Militer dari The New York Times.

Hal terpenting yang harus kita bawa pulang dari sini adalah rasa kuat bahwa Ukraina siap melakukan hal-hal sulit. Sama seperti Rusia harus melakukan hal-hal sulit untuk mengakhiri konflik ini, atau setidaknya menghentikannya dengan cara tertentu," katanya.

Halaman Selanjutnya

Menurut Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, Moskow telah lama menegaskan bahwa setiap kesepakatan perdamaian yang potensial harus mengakui realitas di lapangan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |