Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait Indonesia yang berhasil mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ dengan outlook stabil. Bendahara Negara menilai, peringkat ini mencerminkan bahwa RI mampu menjaga stabilitas makroekonomi serta prospek pertumbuhan ekonomi.
Adapun berdasarkan hasil asesmen Fitch Ratings yang telah dilaksanakan pada awal Februari lalu, Indonesia berhasil mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ dengan outlook stabil. Stabilitas ekonomi dan terjaganya rasio utang Pemerintah menjadi poin kekuatan Indonesia pada asesmen tersebut.
“Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch bahwa Indonesia diprediksi tetap mampu menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya. Selain itu, afirmasi peringkat oleh Fitch ini juga menjadi bukti konkret bahwa kebijakan di Indonesia terus terjaga dengan baik,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Rabu, 12 Maret 2025.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Meskipun defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5 persen dari PDB pada tahun ini, Fitch menganggap bahwa Pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran.
Selanjutnya, Fitch menilai bahwa prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik.
Meskipun terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara, Indonesia dinilai terus menunjukkan ketahanan dan komitmennya dalam memperkuat perekonomian domestik.
Lembaga rating yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia akan tumbuh 5,0 persen pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, termasuk belanja Pemerintah untuk bantuan sosial da infrastruktur, investasi swasta yang terus tumbuh, dan hilirisasi berkelanjutan.
Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada tahun 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi, seperti penurunan permintaan impor dari Tiongkok dan kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat.
Selain itu, inovasi dalam pembiayaan pembangunan terus dilakukan, salah satunya melalui pembentukan Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) Danantara. Inisiatif ini bertujuan untuk membiayai berbagai proyek nasional, menunjukkan komitmen Pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan peningkatan investasi strategis.
Fitch berpendapat, selain mengupayakan pencapaian tujuan baik Danantara, Pemerintah juga perlu mencermati potensi risiko kewajiban kontijensi yang mungkin timbul.
Fitch juga menilai terdapat potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan apabila Pemerintah dapat meningkatkan rasio pendapatan secara signifikan serta jika kerentanan eksternal dapat dikurangi.
“Pemerintah bersama Bank Indonesia senantiasa memperhatikan berbagai dinamika dan risiko global yang terjadi, sekaligus terus berupaya dalam menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar Rupiah serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi,” imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Lembaga rating yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia akan tumbuh 5,0 persen pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, termasuk belanja Pemerintah untuk bantuan sosial da infrastruktur, investasi swasta yang terus tumbuh, dan hilirisasi berkelanjutan.