Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, sektor perumahan dapat menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan penggunaan komponen lokal yang tinggi, di tengah era ketidakpastian global saat ini.
Menurutnya, sektor perumahan bisa menggerakkan perekonomian Indonesia, di tengah tantangan global. Hal itu terjadi apabila sektor perumahan menggunakan bahan baku lokal dan tenaga kerja asli Indonesia, yang dapat memacu aktivitas ekonomi dan berbagai sektor turunannya.
"Sektor perumahan menjadi salah satu agenda penting yang diusung Pemerintahan Prabowo-Gibran, sebagaimana tertuang dalam program 3 juta rumah yang mengemban amanat pemenuhan hunian per tahun baik di pedesaan dan perkotaan," kata Suahasil dalam keterangannya, Kamis, 6 Februari 2025.
Dia mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Pemerintah melihat perlu menggunakan produksi dalam negeri, yang asalnya dari manufaktur Indonesia dan sumber daya alam Indonesia, karena dapat menciptakan multiplier effect.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
"Semua barang input atau bahan baku utama sektor perumahan nasional seperti pasir, batu bata, semen, cat, genteng, kayu, dan lain-lain berasal dari dalam negeri. Pembangunan dengan local content yang tinggi itulah yang kita cari,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengapresiasi berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah layak huni dan terjangkau.
Termasuk di antaranya perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan pelonggaran rasio loan-to-value (LTV) yang memudahkan KPR tanpa uang muka hingga akhir 2025, serta penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,75 persen pada Januari 2025.
Direktur Utama BTN Nixon L P Napitupulu
Hal itu diharapkan dapat membantu peningkatan permintaan kredit perumahan. Karenanya, Nixon juga mengapresiasi pemerintah yang terus aktif berdiskusi dengan BTN untuk mendukung program Tiga Juta Rumah.
"Ini merupakan wujud komitmen BTN untuk mendukung para nasabah BTN Prioritas, dalam mengambil keputusan yang tepat di tengah dinamika ekonomi global yang terus-menerus berubah dan menantang," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Termasuk di antaranya perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan pelonggaran rasio loan-to-value (LTV) yang memudahkan KPR tanpa uang muka hingga akhir 2025, serta penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,75 persen pada Januari 2025.