10 Ucapan Selamat Hari Ibu Menyentuh dan Doa Bagi Ibu yang Sudah Tiada

1 day ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Ucapan selamat Hari Ibu menyentuh kerap diutarakan para anak sebagai ungkapan rasa terima kasih atas cinta ibu yang diberikan selama ini.

Hari Ibu jatuh setiap 22 Desember atau tepat hari ini. Dalam merayakannya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti memberi hadiah kepada ibu, makan bersama, atau sekadar mengirimkan ucapan yang menyentuh hati.

Berikut beberapa ucapan selamat Hari ibu menyentuh hati yang dapat disampaikan ke ibu tercinta seperti:

  1. Terima kasih telah melahirkanku dan mendampingiku hingga kini, sehat selalu ibu, kau yang terbaik.
  2. Selamat Hari Ibu, engkau adalah cahaya dalam hidupku.
  3. Surga di telapak kakimu, Selamat Hari Ibu wahai surgaku.
  4. Duniaku akan baik-baik saja selama ada Ibu.
  5. Pelukan Ibu adalah obat mujarab bagi segala lelahku.
  6. Selamat Hari Ibu, hanya Tuhan yang bisa membalas segala pengorbananmu untukku.
  7. Dunia begitu kejam di luar sana, tidak apa-apa, asalkan ada Ibu.
  8. Ya Tuhan, sehatkanlah Ibuku, beri dia umur panjang agar aku bisa selalu bersamanya.
  9. Ibu, tanpa doamu hari-hariku akan terasa berat, maka jangan pernah lelah untuk doakan anakmu.
  10. Betapa besar arti dirimu, Ibu, terima kasih atas segala bentuk kebahagiaan yang kau bawa ke dalam hidupku.

Ucapan bagi Ibu yang Telah Tiada

Tak semua anak beruntung karena masih memiliki ibu di sisinya, sebagian hidup sebagai piatu dan tak bisa jumpa lagi dengan sang ibu di dunia. Berikut ucapan hari ibu bagi para ibu yang sudah wafat:

  • Ya Allah, ampuni dosa ibuku, lapangkan kuburnya, dan terangi tempat peristirahatannya.
  • Meski raga tak lagi bersama, doa dan cintaku akan selalu menyertai Ibu.
  • Semoga Allah menerima seluruh amal baik Ibu dan menghapus segala khilafnya.
  • Doaku semoga Ibu mendapatkan kedamaian dan rahmat Allah tanpa batas.
  • Al-Fatihah untuk Ibu tercinta, semoga Allah memuliakanmu di sisi-Nya.

Makna Hari Ibu

Menurut buku Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia (1928-1998) Oleh Mutiah Amini (2021: hlm 55), peringatan Hari Ibu setiap tahun dilakukan dengan harapan menambah kesadaran perempuan Indonesia tentang kewajibannya sebagai "Ibu Bangsa".

Berbeda dengan perayaan di negara lain yang lebih menonjolkan sisi sentimental, asal-usul hari besar di Tanah Air ini berakar pada Kongres Perempuan Indonesia I yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1928. 

Kini, makna perayaan tersebut telah berkembang menjadi wujud kasih sayang universal kepada sosok ibu di rumah maupun pahlawan perempuan di ruang publik. Dengan menelaah kembali sejarah singkat hari ibu, kita diajak untuk menghidupkan kembali semangat emansipasi dan kasih tanpa syarat dalam kehidupan sehari-hari. 

Sejarah Hari Ibu

Hari Ibu bermula dari titik awal sejarah berupa pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I yang berlangsung pada 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Dipaparkan dalam Majalah Al Azhar (Edisi: 301 Desember 2019 Rabiul Tsani 1441 H: hlm 12) bahwa kongres Wanita Indonesia ini merupakan bentuk pembelaan dari kalangan perempuan imbas dari peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi 2 bulan sebelumnya. Para perempuan merasa ada tanggung jawab dan semangat untuk dapat berkontribusi terhadap negara Indonesia.

Tujuannya, menyatukan cita-cita dan semangat perempuan Indonesia untuk berjuang memperbaiki nasib kaum wanita serta meraih kemerdekaan.

Kongres dihadiri oleh sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra.

Isu utama yang dibahas adalah masalah pendidikan bagi perempuan, pernikahan dini, kedudukan perempuan dalam perkawinan, dan perlindungan bagi ibu serta anak.

Pada Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938 di Bandung, tanggal 22 Desember secara resmi dipilih untuk diperingati sebagai Hari Ibu. Alasan pemilihan tanggal 22 Desember ini bertujuan mengenang semangat persatuan yang lahir pada kongres pertama tahun 1928.

Pemerintah Indonesia secara resmi mengesahkan Hari Ibu sebagai hari nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959. Sejak saat itu, 22 Desember diperingati setiap tahun sebagai momen untuk menghargai peran perempuan tidak hanya sebagai sosok ibu dalam keluarga, tetapi juga sebagai pejuang bangsa.

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |