Viral Ajakan Go Vegan di TikTok, Benarkah Tidak Makan Daging sama dengan Menyelamatkan Bumi?

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, media sosial TikTok diramaikan dengan konten ajakan ‘Go Vegan’. Sebuah akun @bahagia.vegan8 membagikan beberapa video yang mengandung narasi bahwa memakan daging hewan sama dengan menyiksa binatang. Sementara itu, menurut pemilik akun tersebut, Nico Hernawan, menjadi vegan sepenuhnya adalah cara untuk menyelamatkan bumi. Benarkah begitu?

"Nggak ada yang ikhlas diambil nyawanya secara paksa, Go Vegan!," ujar Nico, dalam salah satu videonya yang viral.

Melansir The Guardian pada Senin, 22 Desember 2025, mengurangi konsumsi produk hewani seperti daging dan susu dapat memberikan manfaat bagi lingkungan. Akan tetapi, bukan berarti seseorang harus menjadi vegan dalam sehari. Hal ini karena banyak yang harus dipertimbangkan dan banyak juga cara untuk menyelamatkan bumi tanpa harus mengurangi apa yang kita makan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan vegan dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Manfaat ini timbul karena  pola makan vegan menghasilkan 75 persen lebih sedikit emisi gas. Dengan begitu, risiko pemanasan iklim, polusi air, dan penggunaan lahan lebih rendah.

Selain itu, pola makan vegan dapat mengurangi kerusakan ekosistem satwa liar sebanyak 66 persen. Penggunaan air juga dinilai berkurang sebesar 54 persen dalam penelitian tersebut.

Dampak dari mengonsumsi daging dan produk susu terhadap bumi telah diketahui masyarakat dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan yang mengatur konsumsi produk hewani untuk mengakhiri krisis iklim.

Setiap Jenis Makanan Memiliki Dampak

Studi lain meneliti pola makan dari 55 ribu orang di Inggris. Mereka juga menggunakan data 38 ribu pertanian dari 119 negara untuk membandingkan dampak makanan tertentu dari cara dan tempat produksi yang berbeda.

Hasilnya adalah apa yang dimakan jauh lebih berdampak pada lingkungan daripada bagaimana makanan itu diproduksi. Hal ini ditunjukkan dengan daging babi organik yang dampak yang paling rendah sekalipun tetap mampu merusak iklim.

Para peneliti mengajukan kritik agar pemerintah Inggris membuat kebijakan yang mengatur jumlah daging untuk dikonsumsi masyarakat. Meskipun para menteri telah mengeluarkan pernyatan bahwa pemerintah tidak akan mengatur pola makan masyarakat.

Seorang profesor dari Oxford University, Peter Scarborough, mengatakan bahwa pilihan diet masyarakat memiliki dampak besar pada bumi. Sehingga mengurangi produk hewani dapat memberikan perbedaan besar pada jejak karbon diet masyarakat.

Konsumsi Pangan dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Sistem pangan global tentunya memiliki dampak besar terhadap bumi. Mulai dari emisi gas dari rumah kaca baik di perkebunan atau peternakan. Penggunaan air tawar sebesar 70 persen, serta polusi sungai dan danau sebanyak 80 persen. Hingga penggunaan lahan oleh manusia sekitar 75 persen.

Lahan di bumi sebagian besar digunakan untuk pertanian. Keragaman hayati yang mulai punah juga disebabkan oleh kerusakan hutan secara besar-besaran.

Meskipun pengurangan konsumsi produk hewani berkontribusi besar di Inggris, sebuah studi menunjukkan bahwa diet rendah daging memberikan perbedaan yang relatif kecil pada pengurangan emisi gas. 

Profesor dari University of Reading, Richard Tiffin, mengungkapkan bahwa gaya hidup vegan seharusnya dapat mengurangi emisi gas. Akan tetapi, sulit untuk membenarkan perubahan pola makan yang secara tiba-tiba, terutama jika seseorang harus hidup menjadi vegan sepenuhnya.

Produksi Pangan Global yang Berkelanjutan

Menurut penelitian, pola makan yang membuat produksi pangan global menjadi berkelanjutan mampu mengurangi konsumsi produk hewani secara radikal. Hal ini kemungkinan terjadi di negara-negara maju.

Mereka mengatakan, mengurangi dampak lingkungan tidak cukup hanya dengan teknologi baru dan pengurangan limbah makanan. Hal ini karena emisi gas sangat kuat dihasilkan oleh rumah kaca untuk sapi dan domba. Oleh karena itu, mereka menyimpulkan bahwa diet vegan memberikan dampak setidaknya 93 persen dibandingkan diet rendah daging.

Sementara itu, Aliansi Kesehatan Inggris menyarankan pola makan berkelanjutan pada tahun 2020. Pola makan ini didukung dengan pelabelan lingkungan khusus untuk makanan, regulasi promosi, dan pengenaan pajak pada makanan yang menghasilkan emisi karbon tinggi.

Seorang juru bicara pemerintah Inggris menyampaikan, masyarakat seharusnya membuat keputusannya sendiri mengenai makanan. Meskipun target nol emisi karbon adalah prioritas, ia menggarisbawahi bahwa upaya tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara lain. Misalnya, pengelolaan peternakan dengan baik.

Hal ini tidak hanya mengurangi pasokan emisi gas, tetapi juga menjaga keanekaragaman hayati, melindungi karakter pedesaan, dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat desa.

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |