5 Strategi Jitu Warren Buffett dalam Mengalahkan Inflasi

3 hours ago 2

Jumat, 7 Maret 2025 - 00:42 WIB

Jakarta, VIVA – Inflasi sering menjadi tantangan besar bagi banyak orang karena dapat mengurangi daya beli dan nilai investasi. Namun, bagi investor legendaris Warren Buffett, inflasi bukanlah hambatan yang tidak bisa diatasi. 

Ia memiliki strategi jitu untuk melindungi kekayaannya dan terus memperoleh keuntungan meskipun harga-harga naik. Dengan pendekatan yang cerdas dan disiplin, Warren Buffett berhasil mengalahkan inflasi selama beberapa dekade. Apa saja strategi yang ia gunakan? Melansir dari New Trader U, simak pembahasannya di bawah ini.

1. Investasi pada Keterampilan Diri Sendiri

Salah satu saran terbaik dari Buffett adalah mengembangkan keterampilan yang bernilai tinggi. Menurutnya, kemampuan seseorang tidak bisa tergerus oleh inflasi. Jika seseorang memiliki keterampilan yang sangat dibutuhkan, maka ia tetap bisa mendapatkan penghasilan yang baik, terlepas dari bagaimana kondisi ekonomi.

Sebagai contoh, seorang dokter, insinyur, atau pengusaha dengan keahlian unik akan tetap dicari meskipun harga barang dan jasa naik. Oleh karena itu, Buffett selalu menekankan pentingnya belajar dan mengembangkan diri agar dapat menghadapi segala situasi ekonomi.

2. Berinvestasi di Perusahaan yang Memiliki Daya Tawar Harga

Buffett selalu memilih perusahaan yang memiliki kekuatan dalam menentukan harga produk atau jasanya tanpa kehilangan pelanggan. Ini karena perusahaan semacam itu dapat menyesuaikan harga saat inflasi meningkat, sehingga profitabilitasnya tetap terjaga.

Contohnya adalah Coca-Cola dan Apple, yang memiliki basis pelanggan loyal. Ketika harga naik, pelanggan mereka tetap setia karena produk yang mereka tawarkan memiliki nilai lebih dibandingkan pesaing. Dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan semacam ini, Buffett memastikan bahwa portofolionya tetap kuat menghadapi inflasi.

3. Menghindari Menyimpan Uang dalam Bentuk Tunai

Sang investor legendaris ini juga sangat menghindari menyimpan terlalu banyak uang dalam bentuk tunai. Alasannya sederhana, inflasi mengurangi nilai uang dari waktu ke waktu. Sebagai gantinya, ia lebih memilih untuk menginvestasikan dananya ke dalam aset produktif seperti saham, properti, atau bisnis yang memiliki pertumbuhan tinggi.

Namun, ini bukan berarti ia tidak memegang uang tunai sama sekali. Buffett tetap menyimpan sejumlah uang tunai sebagai cadangan, tetapi ia menggunakannya sebagai modal untuk membeli aset dengan harga menarik saat ada peluang bagus.

4. Berinvestasi di Perusahaan yang Stabil dan Menguntungkan

Alih-alih mencari saham murah yang berisiko, Buffett lebih memilih perusahaan yang sudah terbukti memiliki keuntungan stabil dalam jangka panjang. Ia percaya bahwa lebih baik membeli perusahaan berkualitas dengan harga wajar daripada perusahaan biasa dengan harga murah.

Contoh nyata dari pendekatannya adalah investasinya di perusahaan seperti See’s Candies dan American Express. Perusahaan-perusahaan ini memiliki model bisnis yang solid, loyalitas pelanggan tinggi, dan mampu beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang berubah.

5. Berpikir Jangka Panjang

Salah satu rahasia sukses Buffett adalah kesabarannya dalam berinvestasi. Ia tidak tergoda untuk menjual saham hanya karena harga naik atau turun dalam jangka pendek. Sebaliknya, ia melihat investasi sebagai kepemilikan jangka panjang.

Dalam menghadapi inflasi, strategi ini sangat efektif karena pasar saham cenderung tumbuh seiring waktu. Dengan tetap berpegang pada investasi jangka panjang, Buffett memastikan bahwa nilai kekayaannya meningkat meskipun ada tekanan inflasi.

Warren Buffett telah membuktikan bahwa inflasi bukanlah penghalang untuk sukses dalam berinvestasi. Dengan mengembangkan keterampilan diri, berinvestasi di perusahaan yang memiliki kekuatan harga, menghindari penyimpanan uang tunai berlebihan, serta berpikir jangka panjang, ia berhasil melindungi kekayaannya dari dampak inflasi.

Halaman Selanjutnya

Buffett selalu memilih perusahaan yang memiliki kekuatan dalam menentukan harga produk atau jasanya tanpa kehilangan pelanggan. Ini karena perusahaan semacam itu dapat menyesuaikan harga saat inflasi meningkat, sehingga profitabilitasnya tetap terjaga.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |