Jakarta, VIVA - Pesatnya pertumbuhan pasar mobil listrik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong terbentuknya berbagai komunitas otomotif, termasuk Koleksi.
Bernama panjang komunitas mobil elektrik Indonesia, mereka terus memperkuat perannya dalam mendukung terciptanya ekosistem kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Komunitas ini berkomitmen menyediakan sarana pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU yang andal dan memadai. Yang saat ini dinilai banyak tantangannya seperti penggunaan SPKLU yang tak sesuai etika.
Touring komunitas mobil listrik
Photo :
- Komunitas Mobil Elektrik Indonesia
Berangkat dari kegelisahan itu, mereka mengadakan perjalanan Jawa-Bali untuk meninjau keandalan SPKLU sepanjang perjalanan. Ketua Koleksi, Arwani Hidayat, menjelaskan bahwa perjalanan ini melibatkan pemilik platform SPKLU, seperti PLN, serta supplier mesin SPKLU, PT. Tri Energi Berkarya (TEB).
Sambil berwisata, peserta turing mencatat kondisi SPKLU yang dikunjungi, termasuk keandalan mesin, jaringan listrik, koneksi internet, dan perilaku pengguna," kata dia dalam keterangan yang diterima VIVA di Jakarta, Rabu 12 Februari 2025.
PLN turut mendukung dengan memperkenalkan fitur Trip Planner di aplikasi PLN Mobile untuk memudahkan pengguna kendaraan listrik merencanakan perjalanan dengan informasi lokasi SPKLU dan jarak tempuh.
Touring komunitas mobil listrik
Photo :
- Komunitas Mobil Elektrik Indonesia
“Kami menyiapkan Trip Planner yang memudahkan pengguna kendaraan listrik mengetahui lokasi-lokasi SPKLU,” ujar Megantara Vilanda, Manajer Komersialisasi Produk PLN Kantor Pusat.
Selama perjalanan dari Jakarta ke Denpasar dan sebaliknya, peserta turing mengunjungi 51 titik SPKLU. Secara umum, SPKLU dalam kondisi baik dan cukup andal, meski beberapa titik memerlukan perbaikan menjelang libur Idul Fitri.
Rata-rata biaya pengisian daya selama perjalanan mencapai Rp650 ribu untuk perjalanan pulang-pergi. Koleksi juga mengadakan kampanye etika penggunaan SPKLU, seperti tidak menggunakan SPKLU untuk parkir, segera memindahkan kendaraan setelah pengisian selesai, dan mengisi daya hingga 80-90 persen untuk mengoptimalkan waktu serta menjaga keawetan baterai.
EO TEB, Edbert Kamtawijoyo, menyambut kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas mesin SPKLU.
“Masukan dari komunitas atas kehandalan SPKLU menjadi cambuk bagi perusahaan untuk terus dapat menyediakan mesin yang berkualitas," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Source : Komunitas Mobil Elektrik Indonesia