Jakarta, VIVA – Program pengembangan kepemimpinan Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) kembali digelar untuk yang ke-10 kalinya.
Diselenggarakan di Jakarta pada 19-22 Mei 2025, KBFP angkatan ke-10 mengusung tema "Transformasi Era Baru, Semangat Baru" dan diikuti oleh 37 pemimpin muda dari berbagai penjuru Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.
Sejak diluncurkan pada 2011, KBFP telah menjadi ruang penggodokan calon pemimpin masa depan dari beragam latar belakang, politik, akademik, profesional, ASN, aktivis, pengusaha, hingga pegiat budaya dan lingkungan.
Program ini dibuka oleh Course Leader sekaligus Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho, yang menegaskan urgensi kolaborasi lintas sektor dalam menyiapkan generasi pemimpin publik yang berintegritas dan berkapasitas.
"Kita semua, tak hanya pemerintah, harus lebih serius dan saling bekerja sama mempersiapkan kapasitas dan integritas anak-anak muda Indonesia untuk kelak menjadi pemimpin publik dan memimpin di berbagai sektor," kata Dimas dalam pernyataannya, Kamis 29 Mei 2025.
Ia menambahkan bahwa KBFP secara konsisten digelar secara independen sejak 2011 sebagai ruang jejaring bagi para local champion dari berbagai daerah.
"Prinsip kita adalah mengumpulkan para pemimpin muda ini dalam satu semangat besar, mari mencintai dan membangun negara ini secara guyub dan produktif. Terlebih era geopolitik dan ekonomi global saat ini, Indonesia butuh anak-anak bangsa yang berkarakter, bervisi dan berinisiatif baik. Berbeda boleh, beraktivitas positif harus, tapi untuk kepentingan nasional kita harus guyub dan progresif," lanjutnya.
KBFP angkatan ke-10 menghadirkan deretan pemateri berpengaruh dari berbagai sektor, termasuk:
Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan RI
Dirgayuza Setiawan, Staf Khusus Presiden RI
Hasanuddin Ali, CEO Alvara Research Center dan Ketua Lakpesdam PBNU
Teten Masduki, mantan Menteri Koperasi dan UMKM
Raden Pardede, Staf Khusus Menko Perekonomian
Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Program Kartu Prakerja
Aburizal Bakrie, pengusaha nasional dan Menko Kesra 2005–2009
Martin Hartono, CEO GDP Venture
Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek
Fahd Pahdepie, penulis dan narator
Burhanuddin Muhtadi, pengamat politik
Wisnu Nugroho, pegiat komunitas kreatif
Uun Ainurrofiq, Direktur Kolaborasi Strategis Grab Indonesia
Haris Azhar, pegiat hukum dan HAM
Dalam salah satu sesi, Dirgayuza Setiawan menyatakan dukungannya terhadap keberlanjutan program ini.
"Presiden Prabowo berkomitmen untuk menghadirkan sekolah-sekolah unggul di seluruh Indonesia sebagai bagian dari strategi besar peningkatan SDM nasional,” ujar Dirgayuza.
Sementara itu, Hasanuddin Ali menekankan pentingnya memanfaatkan waktu yang tersisa dari bonus demografi Indonesia.
“Kita punya waktu yang sangat terbatas untuk mencetak generasi unggul. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi semua pihak,” tegasnya.
Senada dengan itu, Budiman Sudjatmiko menyoroti peran strategis pemuda dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan.
"Para pemuda Indonesia dari mulai tingkat desa sampai kota, daerah dan nasional, harus memahami dan mengikuti perkembangan teknologi dalam upaya mendorong perekonomian, menurunkan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan," ujarnya.
KBFP dirancang sebagai platform inklusif yang mengedepankan kolaborasi antara masyarakat sipil, sektor swasta, dan aktor negara. Tujuannya bukan sekadar memperluas wawasan kepemimpinan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kebangsaan yang guyub dan menghargai keberagaman.
Dengan jejaring alumni yang kini mencapai lebih dari seribu orang dan tersebar di berbagai posisi strategis, dari kementerian, parlemen, kampus, media, hingga pelaku usaha, KBFP terus membuktikan perannya sebagai inkubator pemimpin masa depan Indonesia.
Halaman Selanjutnya
Dirgayuza Setiawan, Staf Khusus Presiden RI