Agus Pambagio Buka Suara Soal Restrukturisasi Utang Whoosh dari 40 Jadi 60 Tahun

4 weeks ago 12

Selasa, 28 Oktober 2025 - 06:00 WIB

Jakarta, VIVA – Restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh dari 40 tahun menjadi 60 tahun terus menuai tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Analis Kebijakan Publik, Agus Pambagio.

Dalam dialog bersama tvOne, Agus menegaskan bahwa proses negosiasi restrukturisasi tidak boleh berjalan stagnan. Ia menilai pemerintah dan pihak terkait harus terus bergerak mencari kesepakatan terbaik.

“Kalau perundingan begitu tidak boleh stagnan, sama kayak politik harus jalan, apapun hasilnya itu. Makanya masing-masing duduk bareng, dia katakan bahwa kita tidak sanggup bayar. Lalu ini seperti apa? Ditarik oke, bunga turun oke, tapi jumlah nominal pinjaman dan bunga yang disepakati kan harus tetap ada,” ucap Agus Pambagio dikutip tvOne.

Ia mencontohkan restrukturisasi tersebut mirip dengan kondisi seseorang yang memperpanjang masa cicilan rumah atau mobil agar tidak disita, sehingga beban pembayaran bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio

Lebih lanjut, Agus menilai bahwa perbaikan dari sisi biaya (cost) dan pendapatan (revenue) Whoosh juga menjadi kunci agar restrukturisasi berjalan efektif.

Agus menjelaskan bahwa aspek biaya dan pendapatan Whoosh perlu ditinjau ulang agar restrukturisasi berjalan efektif. Ia menilai perlu ada langkah efisiensi dan perhitungan ulang terhadap kondisi keuangan saat ini untuk memastikan proyek tidak berada dalam posisi berisiko.

Ia menyinggung salah satu komponen besar dalam biaya operasional seperti pembayaran BHP frekuensi senilai Rp1,3 triliun per tahun yang masih menempel di Telkomsel. Menurutnya, hal-hal seperti itu bisa menjadi bahan diskusi untuk meringankan beban proyek.

Terkait pandangan bahwa perpanjangan tenor hingga 60 tahun akan membuat bunga semakin besar, Agus menilai tidak sepenuhnya benar.

“Bunganya turun, tapi jumlahnya kan sama, cuma ditarik molor aja, sama persis kalau kita pinjam rumah, pinjam mobil supaya enggak disita,” katanya.

Agus pun menegaskan bahwa langkah negosiasi ulang adalah satu-satunya pilihan realistis saat ini.

“Cuma itu satu-satunya, enggak ada tempat lain. Satu-satunya ya bernegosiasi ulang. Makanya saya bilang, setop dulu sampai Bandung, jangan teruskan dulu (ke Surabaya) sebelum ini beres,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Ia menambahkan bahwa proyek KCJB sebaiknya dievaluasi terlebih dahulu agar kesalahan yang terjadi tidak berulang pada rencana pembangunan lanjutan menuju Surabaya. Agus mengatakan, proyek Jakarta–Bandung ini bisa menjadi bahan pembelajaran bersama, sehingga perlu ditunda sementara sampai seluruh persoalannya benar-benar tuntas.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |