Jakarta, VIVA – Vitiligo merupakan kondisi kulit jangka panjang yang menyebabkan hilangnya pigmen (melanin) pada kulit, sehingga menghasilkan bercak putih atau terang pada berbagai bagian tubuh.
Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Dr. Panji Respati, Sp.DVE, pun menjelaskan hal yang sama mengenai vitiligo. Namun dia menegaskan bahwa vitiligo ini bukanlah penyakit menular. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Dokter Panji turut memperingatkan bahwa stres ternyata dapat mempercepat penyebaran kondisi kulit ini.
“Tekanan psikologis seperti stres berat dapat mempercepat penyebaran vitiligo, sehingga penting untuk menjaga kebahagiaan dan mencintai diri sebagai langkah preventif,” kata dr Panji dalam keterangannya, dikutip Minggu 6 Juli 2025.
Kondisi ini terjadi ketika sel-sel yang memproduksi melanin, yang disebut melanosit, rusak atau berhenti berfungsi. Meskipun tidak berbahaya atau menular, vitiligo dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental dan psikologis penderitanya karena perubahan warna kulit.
Oleh karena itu, penderita vitiligo atau yang disebut sebagai vitiligan membutuhkan dukungan agar mereka tetap percaya diri dan menghindari stres berlebihan. Salah satu dukungan turut ditunjukkan oleh PT Regenesis Indonesia, yang secara konsisten menjadi support system bagi para vitiligan sejak 2021.
Memperingati Hari Vitiligo Sedunia yang dirayakan setiap 25 Juni, Regenesis menggelar acara Selflove Movement di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Ir. Emmy Noviawati, Presiden Direktur PT Regenesis Indonesia, menyampaikan bahwa acara ini adalah kali kedua Regenesis bertemu langsung dengan komunitas vitiligan secara tatap muka, setelah selama ini aktif melalui kegiatan edukasi daring, webinar, serta program donasi tahunan sejak 2021.
“Kami ingin terus menjadi support system yang mengedukasi dan meruntuhkan stigma di masyarakat bahwa vitiligo adalah penyakit menular—padahal bukan. Perayaan kali ini menjadi berbeda karena sebagian karyawan Regenesis Indonesia turut serta meramaikan event ini dengan membaur bersama dengan para vitiligan dalam beberapa aktivitas. Ini adalah bentuk implementasi nyata dari core value Regenesis, yaitu ICARE, dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Emmy.
Hingga kini, Regenesis telah mewadahi hampir 3.000 vitiligan dan keluarganya melalui platform Instagram Selflove Movement Regenesis dan Facebook Vitiligo Regenesis. Komunitas ini aktif melakukan edukasi dan menjadi ruang aman untuk berbagi serta menguatkan satu sama lain.
Apt. Gita Yohanna Thomdean, S.Farm, selaku Corporate Brand Manager, menjelaskan bahwa tema yang diangkat tahun ini adalah “Selflove is My Super Power.”
“Melalui tema ini, Regenesis ingin mengajak setiap vitiligan untuk mencintai diri mereka—baik dengan memilih pengobatan maupun dengan menerima kondisi dan menjalani hidup dengan penuh syukur,” katanya.
Yang membuat acara ini semakin bermakna adalah pembagian buku “Aku Beneran Bahagia” secara gratis, yang berisi 13 kisah nyata tentang perjuangan individu menemukan kebahagiaan sejati. Buku ini berasal dari Soul Community yang dibangun oleh Bunda Arsaningsih, peraih dua penghargaan MURI atas kontribusinya dalam bidang kesehatan mental di Indonesia.
Halaman Selanjutnya
Memperingati Hari Vitiligo Sedunia yang dirayakan setiap 25 Juni, Regenesis menggelar acara Selflove Movement di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Ir. Emmy Noviawati, Presiden Direktur PT Regenesis Indonesia, menyampaikan bahwa acara ini adalah kali kedua Regenesis bertemu langsung dengan komunitas vitiligan secara tatap muka, setelah selama ini aktif melalui kegiatan edukasi daring, webinar, serta program donasi tahunan sejak 2021.