Dibuka Melemah, IHSG Bakal Lanjut Menguat meski Bursa Asia-Pasifik Bergerak Variatif

6 hours ago 2


Bisnis

Selasa, 25 November 2025 - 09:04 WIB

Jakarta, VIVA – IHSG dibuka melemah 7 poin atau 0,09 persen di level 8.562 pada pembukaan perdagangan Selasa, 25 November 2025.

Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman memprediksi, IHSG bakal lanjut menguat pada perdagangan hari ini.

"IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan di hari ini," kata Fanny dalam riset hariannya, Selasa, 25 November 2025.

Ilustrasi papan saham IHSG.

Photo :

VIVA/Muhamad Solihin

Pasar Asia-Pasifik beragam pada perdagangan Senin kemarin, setelah Presiden The Fed New York, John Williams, menyiratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga ketiga tahun ini.

Williams menyebut, melemahnya pasar tenaga kerja menjadi ancaman ekonomi yang lebih besar dibandingkan inflasi yang tinggi, sehingga The Fed dapat menurunkan suku bunga acuannya.

Saat ini, target suku bunga berada pada kisaran 3,75-4,00 persen, dan hanya tersisa satu rapat lagi tahun ini pada 9-10 Desember 2025.

Pada perdagangan kemarin, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,19 persen, dan Kosdaq melemah 0,87 persen. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 1,29 persen, rebound dari penurunan 1,59 persen pada Jumat lalu.

Selain itu, Hang Seng Hong Kong meningkat 1,97 persen, CSI 300 China turun 0,12 persen, dan Taiex Taiwan naik 0,26 persen. Sedangkan pasar Jepang tutup karena libur. Di sisi lain, Straits Times Singapura naik 0,62 persen dan FTSE Malaysia menguat 0,07 persen.

"Support IHSG berada di level 8.450-8.500 sementara resist IHSG di rentang 8.600-8.650," ujarnya.

Sebagai informasi, indeks-indeks saham Wall Street ditutup kompak melonjak pada perdagangan Senin kemarin, jelang libur Thanksgiving. Penguatan tersebut dipimpin kenaikan saham Alphabet atas optimisme pasar terhadap rally kecerdasan buatan (AI).

Indeks S&P 500 naik 1,55 persen, Nasdaq Composite melesat 2,69 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 0,44 persen. Sementara itu, saham Alphabet melonjak 6 persen setelah investor melihat raksasa teknologi tersebut kembali berada di posisi kuat dalam kompetisi AI.