Regulasi Umrah Mandiri Harus Jadi Momentum Travel Beradaptasi dan Tingkatkan Kualitas Pelayanan

1 hour ago 1

Selasa, 25 November 2025 - 14:37 WIB

Jakarta, VIVA – Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (ASPHIRASI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-2 di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, pada 24–25 November 2025.

Acara ini dihadiri lebih dari 276 anggota dari total 375 peserta terdaftar, serta diikuti ketua DPD, pengurus pusat, dan berbagai mitra strategis penyelenggara perjalanan umrah dan haji.

Forum yang mengangkat tema 'Meneguhkan Langkah dan Menyongsong Arah Baru: Penguatan Fondasi dan Strategi ASPHIRASI di Tengah Dinamika Tantangan Internal dan Eksternal' ini menjadi momentum konsolidasi nasional sekaligus langkah strategis menghadapi dinamika regulasi industri umrah dan haji yang semakin cepat, terutama di tengah perkembangan teknologi dan ekosistem digital berbasis AI.

Sekjen ASPHIRASI yang sekaligus Ketua Panitia Mukernas II, Retno Anugerah Andriyani, menekankan urgensi Mukernas sebagai ruang strategis penguatan sinergi antara nggota, terlebih menghadapi perpindahan kewenangan penyelenggaraan umrah dari Kementerian Agama ke Kementerian Haji.

Sejumlah perubahan penting turut dibahas dalam forum ini, termasuk regulasi umrah mandiri yang sempat menjadi kekhawatiran pelaku usaha.

“Ketika aturan umrah mandiri ini legal, itu memang menjadi suatu ketakutan tersendiri. Tentunya pasti kita ada ketakutan tersendiri,” kata dia, ditemui awak media di sela-sela Mukernas II di Jakarta, dikutip Selasa 25 November 2025.

Retno menegaskan bahwa perubahan regulasi justru menjadi momentum travel umrah untuk beradaptasi dan meningkatkan kualitas layanan. Melalui Mukernas, pihaknya memberikan sedikit motivasi atau kepastian ke anggota bahwa umrah mandiri ini tidak akan menjadikan masalah buat usaha.

“Kita harus berani berubah, kita harus mengikuti modernisasi saat ini. Ketika memang teman-teman yang semua umrah mandiri kita punya legalitasnya, kita tawarkan aja apa yang mereka mau. Jadi sebenarnya kita sudah punya modal untuk itu, jadi teman-teman cuma tinggal kita beri panduan untuk lebih mengubah cara strategi marketingnya," ujarnya.

Retno juga menjelaskan perbedaan sistem Haji Khusus tahun ini. Dengan skema B-to-B-to-C, PIHK kini mendapatkan porsi lebih besar dalam pengelolaan jamaah, meskipun tetap wajib melapor ke Masyariq (muassasah).

Dia mengatakan, ASPHIRASI yang menampung 2.043 jamaah dalam satu user juga mendapatkan Maktab 111, salah satu maktab terdekat dan berstatus VIP.

Halaman Selanjutnya

Terkait haji non-kuota atau Mujamalah, Retno menyebut bahwa hingga saat ini belum ada informasi final dari otoritas Saudi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |