Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menjelaskan, kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Turki merupakan balasan dari kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan ke Indonesia dua bulan lalu.
Sebagai mitra dagang Indonesia, Prabowo menurut Anindya sangat memahami relasi yang sangat baik antara Turki dan Indonesia, sehingga kunjungan kali ini merupakan upaya kedua negara dalam meningkatkan jalinan serta volume perdagangan di berbagai sektor.
Karenanya, Anindya menegaskan bahwa keikutsertaan Kadin Indonesia mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kerja ke Turki kali ini, adalah untuk fokus mengawal aspek Business-to-Business (B2B) kedua negara dengan menggelar CEO Round Table.
"Kali ini, Kadin juga mendampingi Presiden Prabowo dengan fokus kepada bisnis to bisnis. Makanya kita buat CEO Round Table yang tadi barusan selesai," kata Anindya dalam video yang diterima VIVA, Kamis, 10 April 2025.
Roundtable Meeting RI-Turki.
Photo :
- Dokumentasi Kadin Indonesia.
"Fokusnya antara lain di bidang energi, di bidang konstruksi, di bidang kesehatan, dan juga tentunya pertahanan sampai kepada fintech," ujarnya.
Anindya memastikan, diskusi dalam gelaran CEO Round Table yang baru digelar Kadin itu, berjalan dengan sangat konstruktif. Bahkan, Dia mengaku melihat bahwa forum itu akan menjadi cikal bakal naiknya nilai perdagangan antara RI-Turki.
"Dari sebelumnya (nilai perdagangan RI-Turki) sebesar US$2 miliar menjadi US$10 miliar dalam waktu yang sangat dekat. Dengan dunia yang penuh dengan perang tarif, justru Indonesia mencari pasar alternatif untuk berdagang," kata Anindya.
Ketua Kadin Indonesia Anindya Bakrie dalam Roundtable Meeting RI-Turki.
Photo :
- Dokumentasi Kadin Indonesia.
Apabila nilai perdagangan RI-Turki ke depannya bisa semakin besar dan maju, Anindya pun meyakini bahwa nantinya investasi dari Turki juga akan lebih mudah dibawa ke Tanah Air.
"Karena kalau dagangnya maju, tentu investasinya bisa lebih mudah untuk ditarik ke Indonesia. Tadi teman-teman banyak sekali yang datang dan juga menyajikan apa yang bisa dilakukan bersama," kata Anindya.
"Nah inilah contoh upaya Kadin untuk berdampingan dengan pemerintah, memastikan bahwa ujungnya perdagangan dan investasi bisa dikembangkan lagi," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
"Dari sebelumnya (nilai perdagangan RI-Turki) sebesar US$2 miliar menjadi US$10 miliar dalam waktu yang sangat dekat. Dengan dunia yang penuh dengan perang tarif, justru Indonesia mencari pasar alternatif untuk berdagang," kata Anindya.