4 Mobil Ini Belum Laku Sama Sekali di 2025

1 day ago 4

Jumat, 18 April 2025 - 12:12 WIB

Jakarta, VIVA – Di tengah persaingan sengit pasar otomotif Indonesia yang terus bergerak dinamis sepanjang 2025, sejumlah merek dan model kendaraan mencatat angka penjualan impresif.

Namun di sisi lain, ada juga mobil-mobil yang sama sekali belum mencatatkan penjualan sepanjang tahun ini, baik dari sisi wholesales (pengiriman dari pabrik ke dealer) maupun retail (penjualan ke konsumen).

Berdasarkan data resmi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dikutip VIVA Otomotif Jumat 18 April 2025, hingga Maret 2025 terdapat empat merek mobil yang belum mencatatkan satu pun unit penjualan.

VIVA Otomotif: Jeep Gladiator Rubicon di pameran IIMS 2023

Photo :

  • VIVA/Yunisa Herawati

Keempatnya adalah ORA, Peugeot, Jeep, dan Tata. Sepanjang Januari hingga Maret 2025, angka penjualan dari merek-merek tersebut nihil—baik dalam data distribusi pabrik maupun data pembelian konsumen.

ORA, merek kendaraan listrik dari Great Wall Motors yang sempat mencuri perhatian di pameran otomotif tahun-tahun sebelumnya, belum menunjukkan aktivitas distribusi ataupun penjualan sama sekali di tahun ini. Padahal, di pasar global, ORA cukup dikenal lewat model-model city car listrik bergaya retro.

Nasib serupa dialami oleh Peugeot dan Jeep, dua merek legendaris asal Eropa dan Amerika. Meski memiliki sejarah panjang di pasar Indonesia, keduanya tampak tidak aktif dalam aktivitas penjualan selama kuartal pertama 2025.

Tidak ada satupun unit yang tercatat masuk dalam data wholesales maupun retail, menunjukkan kemungkinan absennyadistribusi produk baru atau lemahnya strategi pemasaran tahun ini.

Sementara itu, Tata Motors, pabrikan asal India yang sebelumnya sempat mencoba peruntungan di segmen kendaraan niaga, juga belum membukukan penjualan satu pun unit sepanjang tahun ini. Kondisi ini memperkuat sinyal bahwa Tata kian redup di pasar otomotif Indonesia.

Ketidakhadiran penjualan dari keempat merek ini menjadi kontras jika dibandingkan dengan merek-merek lain, terutama dari Tiongkok seperti BYD dan Denza yang justru menunjukkan lonjakan signifikan.

Di tengah peralihan tren ke mobil listrik dan teknologi baru, produsen yang tidak mampu beradaptasi tampaknya mulai tergeser dari peta persaingan.

Halaman Selanjutnya

Tidak ada satupun unit yang tercatat masuk dalam data wholesales maupun retail, menunjukkan kemungkinan absennyadistribusi produk baru atau lemahnya strategi pemasaran tahun ini.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |