Malang, VIVA – Seorang pelajar berinisial DP, yang masih duduk di bangku kelas VII di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, mengalami patah tulang setelah terjatuh dari wahana ekstrem Pendulum 360 di Jatim Park 1 pada pukul 16.00 WIB Selasa, 8 April 2025.
DP diketahui tengah menikmati liburan bersama kakaknya, guru les, dan seorang teman. Dari empat orang dalam rombongan tersebut, dua di antaranya termasuk DP memutuskan untuk menaiki Pendulum 360, sebuah wahana ekstrem yang berputar hingga sudut kemiringan 180 derajat.
Namun nahas, di tengah putaran pada sudut ekstrem, sistem pengaman pada kursi yang diduduki DP diduga terlepas. Saksi mata di lokasi menyebutkan, DP sempat bergelantungan dalam kondisi panik sebelum akhirnya terpental keluar dari wahana dan jatuh menghantam tanah.
Momen mencekam tersebut terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut terdengar teriakan histeris pengunjung lain yang panik menyaksikan kejadian tersebut, beberapa di antaranya berteriak meminta tolong kepada petugas.
Petugas wahana langsung menghentikan operasi Pendulum 360 dan bergegas mengevakuasi korban. DP kemudian dilarikan ke RS Persada Husada, Kota Malang, dalam kondisi mengalami luka cukup serius.
Dari hasil pemeriksaan medis, DP dinyatakan mengalami patah tulang pada kaki kanan serta jari tangan kanan dan harus menjalani perawatan intensif. Pihak keluarga yang berada dalam kondisi syok langsung menghubungi pihak sekolah dan melaporkan insiden tersebut ke pihak kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.
Petugas polisi sedang di area kecelakaan lalu lintas (Foto ilustrasi)
Photo :
- ANTARA/Shutterstock/am
Ayah korban, WS, mengaku sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa anaknya dan menyoroti lemahnya pengawasan serta pengamanan wahana.
"Kami sangat kecewa. Ini bukan hanya tentang biaya pengobatan, tapi juga soal tanggung jawab moral. Anak saya tidak hanya luka fisik, tapi juga mengalami trauma berat," kata WS, Jumat, 18 April 2025.
Pihak keluarga korban menyatakan keberatan, mengingat proses pemulihan medis DP diperkirakan akan berlangsung lebih lama dan kemungkinan memerlukan terapi lanjutan untuk pemulihan fisik dan mental.
"Anak kami butuh waktu lebih dari sebulan untuk pulih, bukan hanya dari patah tulang, tapi juga dari trauma yang ia alami. Kami berharap ada tanggung jawab yang lebih jelas dan tertulis dari pihak Jatim Park," katanya.
Sementara itu, Manager Marketing dan Public Relations Jawa Timur Park Group Titik S Ariyanto membenarkan adanya insiden tersebut dan menyatakan kesiapan mendampingi korban.
"Kami juga sudah ada asuransi dari Jasa Raharja, dan memang dalam prosedurnya ada batasan-batasan," katanya.
Sebagai langkah tindak lanjut, pihak Jatim Park menyatakan telah menutup sementara wahana Pendulum 360 untuk proses evaluasi dan pengecekan teknis guna mencegah insiden serupa terulang.
"Kami sangat prihatin atas kejadian ini dan berkomitmen untuk mendampingi korban dan keluarga selama proses pemulihan. Sekarang wahana kami hentikan operasionalnya sampai evaluasi menyeluruh selesai bekerjasama dengan kepolisian Polres Batu," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Pihak keluarga korban menyatakan keberatan, mengingat proses pemulihan medis DP diperkirakan akan berlangsung lebih lama dan kemungkinan memerlukan terapi lanjutan untuk pemulihan fisik dan mental.