DPR: Pemuda Punya Peran Sentral Untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

4 weeks ago 10

Selasa, 28 Oktober 2025 - 10:21 WIB

Jakarta, VIVA – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), I Wayan Sudirta mengatakan Sumpah Pemuda menjadi cikal bakal terwujudnya persatuan dalam kebhinnekaan, sebuah konsep filosofis yang menempatkan Persatuan Indonesia sebagai sila ketiga Pancasila, jantung dari ideologi kebangsaan.

“Kini, 97 tahun setelah ikrar bersejarah itu, semangat Sumpah Pemuda tidak boleh hanya menjadi abu yang padam, melainkan harus tetap berkobar sebagai api yang menyala-nyala, menerangi jalan bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” kata Wayan melalui keterangannya pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Menurut dia, Sumpah Pemuda dan Pancasila adalah dua entitas yang tak terpisahkan, seperti dua sisi dari satu mata uang yang sama. Jika Sumpah Pemuda adalah manifestasi semangat persatuan, maka Pancasila adalah landasan filosofis yang memberikan jiwa dan arah bagi persatuan tersebut.

Kata dia, sila Ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia adalah perwujudan langsung dari semangat Sumpah Pemuda. Para pendiri bangsa menyadari bahwa tanpa persatuan, bangsa yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku, dan beragam agama ini akan mudah terpecah belah. Oleh karena itu, persatuan bukan hanya sekadar slogan, melainkan keharusan eksistensial bagi bangsa Indonesia. 

“Sumpah Pemuda mengajarkan kita bahwa persatuan adalah kekuatan. Tanpa persatuan, bangsa yang besar ini akan mudah terpecah belah dan rapuh. Persatuan bukan hanya soal geografi atau bahasa, tetapi tentang kesadaran kolektif untuk bersatu dalam keberagaman, saling menghormati, dan bekerja sama demi kepentingan bersama,” ujarnya.

Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang deras, Wayan mengatakan nilai-nilai Sumpah Pemuda dihadapkan pada berbagai ujian. Generasi muda Indonesia saat ini hidup dalam era di mana batas-batas geografis menjadi kabur, identitas semakin cair, dan tantangan sosial-ekonomi-politik kian kompleks.

“Pemuda masa kini menuntut transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam tata kelola pemerintahan, nilai-nilai yang sejalan dengan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” jelas dia.

Di era digital saat ini, Wayan menyebut pemuda Indonesia menghadapi paradoks. Di satu sisi, teknologi membuka peluang kolaborasi dan inovasi. Di sisi lain, ancaman hoaks, polarisasi, dan fragmentasi sosial menggerus rasa persatuan. Perlu ada semangat nasionalisme digital yang menjadi sangat strategis dilakukan. 

Halaman Selanjutnya

“Hal ini mendorong pemuda agar dapat memanfaatkan media digital untuk memperkuat identitas kebangsaan, menyebarkan nilai-nilai Pancasila, dan membangun narasi positif tentang Indonesia,” kata Anggota Komisi III DPR RI ini.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |