VIVA – Malam di Swansea menjadi saksi bisu lahirnya harapan baru bagi sepak bola Indonesia.
Di tengah atmosfer yang membara dan laga yang berjalan penuh tensi, Marselino Ferdinan menjejakkan kakinya di panggung megah Liga Inggris – dan langsung mencuri perhatian.
Oxford United menghadapi Swansea City dalam duel lanjutan Divisi Championship, Sabtu 3 Mei 2025 malam WIB. Skor akhir 3-3 memang menunjukkan betapa sengit laga ini.
Namun ada kisah lain yang jauh lebih emosional bagi publik Indonesia: ada dua pemain yang mewakili Merah Putih di lapangan hijau Inggris – Ole Romeny dan Marselino Ferdinan.
Romeny tampil sejak menit awal. Penyerang naturalisasi itu dipercaya pelatih Gary Rowett untuk memimpin lini depan.
Ia berlari, bertarung, dan mencoba membuka ruang selama 77 menit. Namun takdir berkata lain – namanya belum tercatat di papan skor.
Dan pada menit ke-77, perubahan datang. Marselino dipanggil. Seorang pemuda, masih 20 tahun, berdiri di pinggir lapangan. Detik itulah sejarah ditulis.
Dengan langkah mantap, Marselino masuk menggantikan Romeny. Hanya 18 menit ia berada di atas lapangan, namun waktu singkat itu cukup untuk menunjukkan sesuatu yang lebih dari sekadar penampilan.
Data tak pernah bohong. Sofa Score mencatat Marselino dengan rating 6,6 – lebih tinggi dibanding Romeny yang memperoleh 6,3. Sebuah fakta mengejutkan, tapi sekaligus menyenangkan. Dalam debutnya, Marselino membuktikan bahwa ia bukan sekadar pelengkap, tetapi potensi yang tengah mekar di panggung sepak bola Eropa.
Usai laga, Marselino tak mengucap banyak kata. Ia memilih menulis satu kalimat penuh makna: “Lukas 21:19.” Sebuah kutipan dari Alkitab yang berarti: "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." Sebuah pesan spiritual yang menyiratkan perjuangan panjang, tekanan batin, dan tekad kuat untuk terus bertahan.
Bagi Indonesia, kehadiran Marselino dan Romeny di Championship bukan hanya tentang menit bermain. Ini tentang mimpi, tentang membuktikan bahwa anak bangsa mampu bersaing di level tertinggi.
Romeny sendiri selama ini lebih sering menghuni bangku cadangan sejak direkrut dari FC Utrecht. Sedangkan Marselino, ditempa di tim U-21 Oxford, menanti dengan sabar sampai akhirnya diberi kesempatan emas.
Dua nama, satu mimpi: mengharumkan Indonesia di tanah asing. Dan malam itu di Swansea, perjalanan panjang mereka baru saja dimulai – dengan Marselino melangkah lebih dulu sebagai bintang yang mulai bersinar
Halaman Selanjutnya
Dengan langkah mantap, Marselino masuk menggantikan Romeny. Hanya 18 menit ia berada di atas lapangan, namun waktu singkat itu cukup untuk menunjukkan sesuatu yang lebih dari sekadar penampilan.