Final LKG 2024/25 Sukses Digelar, Awal Mimpi Anak Bangsa untuk Jadi Pesepakbola Andal

3 hours ago 3

Tangerang, VIVA –  Liga Kompas U-14 Powered by BRI memasuki pekan terakhir musim kompetisi 2024-2025, Minggu 4 Mei 2025. Selama 15 pekan, sebanyak 16 sekolah sepakbola peserta Liga Kompas bertanding di Stadion Kera Sakti, Tangerang Selatan, Banten.

Dua pertandingan penentu gelar juara berlangsung sengit di Stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang. Persigawa bakal bentrok dengan Serpong City, sementara Babek SS menghadapi tantangan dari OneWay SS. Kedua laga ini menjadi penentu siapa yang akan menggenggam trofi musim ini.

Babek SS saat ini berdiri kokoh di puncak klasemen dengan 39 poin dari 14 laga, menjadikannya kandidat terkuat untuk keluar sebagai kampiun. Namun, bayang-bayang Persigawa yang membuntuti di posisi kedua dengan 36 poin masih menyimpan potensi kejutan. Dengan selisih hanya tiga angka, peluang untuk membalikkan keadaan di laga pamungkas masih sangat terbuka.

 “Dua pertandingan pada saat penutupan Liga Kompas berlangsung ketat karena akan menentukan siapa yang menjadi juara. Dua tim terkuat akan menghadapi lawan masing-masing, yang juga berjuang untuk menembus posisi lima besar,” kata Emilius Caesar Alexey, Direktur Liga Kompas.

Pekan Raya LKG
LKG tak sekadar kompetisi sepak bola usia muda, tetapi juga menjadi ajang selebrasi lewat gelaran Pekan Raya LKG. Dalam atmosfer penuh semangat, Pekan Raya ini menghadirkan berbagai kegiatan inspiratif, mulai dari LKG Lounge sebagai ruang diskusi dan relaksasi, sesi coaching yang mempertemukan talenta muda dengan pelatih berpengalaman, hingga awarding yang mengapresiasi kerja keras dan sportivitas para peserta.

Semua dirancang untuk menumbuhkan jiwa kompetitif sekaligus memperkuat karakter generasi sepak bola masa depan.

Penutupan acara semakin semarak dengan hadirnya LKG Lounge, ruang interaktif yang dirancang khusus untuk memperkenalkan Liga Kompas kepada anak-anak pecinta sepak bola dan para orangtua mereka. Di sini, pengunjung bisa menggali lebih dalam nilai-nilai yang diusung Liga Kompas, rekam jejaknya selama ini, hingga deretan alumni yang kini telah bersinar di panggung nasional.

Tak kalah menarik, sesi coaching clinic akan digelar bersama sosok inspiratif: Firman Utina, Direktur Akademi Dewa United. Beliau akan membimbing puluhan pemain muda berusia 8-12 tahun dalam pelatihan eksklusif yang sarat motivasi dan semangat juang.

Sebagai penutup, momen penghargaan akan menjadi sorotan dengan penyerahan trofi bagi para pemain terbaik. Dimas Anggara dari Babek SS dinobatkan sebagai Pemain Terbaik April, Firki Pratama Gunawan dari Persigawa sebagai Kiper Terbaik, dan Rayina Pamungkas dari Babek SS menyabet gelar Pencetak Gol Terbanyak. Ketiganya diganjar hadiah sepatu bola, piala, dan tabungan pendidikan dari BRI.

Penghargaan terhadap juara, pemenang kedua, dan pemenang ketiga juga diberikan kepada SSB yang menempati tiga besar di puncak klasemen akhir. Ketiga SSB akan mendapatkan piala, medali, peralatan latihan, dan tabungan pendidikan dari BRI.

Selain itu, Liga Kompas akan mengumumkan 18 pemain yang akan diberangkatkan untuk mengikuti Piala Gothia di Swedia. Ke-18 pemain tersebut juga akan mendapat tabungan pendidikan dari BRI. 

Penyerahan hadiah dilakukan oleh Anggota Komite Eksekutif PSSI Eko Setiawan, Asisten Deputi Olahraga Kemenpora Supeni Puddyastuti, Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Persero Agustya Hendy Bernadi, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Adi Prinantyo, dan Direktur Liga Kompas Emilius Caesar Alexey, serta General Manager Event Budhi Sarwiadi.

Disiplin Ketat
Liga Kompas U-14 mulai digelar pada 2010 sebagai wujud aksi nyata Kompas untuk ikut membina sepak bola di tingkat usia dini. Saat itu, pembinaan sepak bola usia remaja diabaikan oleh federasi sehingga perlu ada campur tangan dari komponen masyarakat untuk ikut membantu.

Setelah digelar selama 12 musim, karena ada hiatus tiga tahun akibat pandemi, Liga Kompas telah menghasilkan banyak pemain yang ikut meramaikan Liga 1 dan Liga 2, serta menjadi anggota tim nasional di berbagai kelompok umur dan timnas senior.

Liga Kompas didesain sebagai liga pendidikan dengan visi “mendidik manusia melalui sepak bola”. Pendidikan melalui sepak bola dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai fair play, respect, dan disiplin secara ketat. 
Semua komponen tim, mulai dari pelatih, manajer, pemain, sampai orangtua sebagai supporter diwajibkan menaati berbagai aturan yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut. Tindakan keras dan kata-kata yang kasar dari siapapun dalam komponen tim dapat berakibat pada sanksi bagi SSB yang bersangkutan.

Selain itu, semua pelatih diwajibkan memberikan kesempatan bermain kepada semua pemain yang tercantum dalam daftar pemain. Setidaknya satu kali tampil selama 15 menit setiap tiga pekan. Pemerataan menit bermain menjadi kewajiban agar semua pemain merasakan pengalaman bertanding, apapun kualitas permainan mereka.

“Liga Kompas ingin semua pemain merasakan pengalaman berlatih, bertanding, dan evaluasi secara rutin setiap pekan agar mereka terdorong untuk meningkatkan kualitas diri masing-masing. Melalui sepak bola, kami juga ingin mereka belajar disiplin, taat, aturan, dan menghormati semua orang,” ujar Emilius. 

Ia menambahkan, pembelajaran dan pengalaman itu sangat penting bagi masa depan para pemain. Tidak semua pemain remaja akan menjadi pemain sepak bola profesional. Namun, jika mereka terbiasa disiplin, taat aturan, hormat kepada orang lain, dan terbiasa berkompetisi, mereka akan menjadi pribadi yang sukses di jalan karier apapun yang mereka pilih kelak. 

Halaman Selanjutnya

Source : Istimewa

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |