Jakarta, VIVA – Perekonomian digital Indonesia diperkirakan tumbuh sebanyak empat kali lipat hingga mencapai angka US$360 miliar (Rp6.044 triliun) pada 2030.
Perusahaan publik maupun swasta telah meningkatkan adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) guna mempercepat pertumbuhannya.
Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), Edwin Hidayat Abdullah, menggarisbawahi dampak positif dari teknologi AI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Terkait evolusi AI, ia menekankan bahwa platform tenaga kerja digital yang menyelaraskan agen-agen AI tepercaya serta otonom ke dalam alur pekerjaan, atau disebut Agentforce, akan memperbarui dinamika interaksi antara manusia dengan robot yang berperan sebagai mitra kerja yang semakin penting, bukan hanya alat pelengkap.
Edwin juga mendorong seluruh pelaku usaha di Indonesia untuk mengintegrasikan AI ke dalam DNA bisnisnya secara proaktif dalam rangka mendorong produktivitas serta membangun perekonomian yang sehat.
"Indonesia telah memasang target pertumbuhan yang tinggi untuk perekonomian digital. Kami memahami bahwa AI akan memampukannya untuk mencapai target-target tersebut. Untuk itu, kami akan meluncurkan peta jalan sekaligus etika dalam penggunaan AI," kata dia di Jakarta, Jumat, 11 April 2025.
Asal tahu saja, Agentforce dimiliki oleh Salesforce, perusahaan perangkat lunak berbasis awan yang bermarkas di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS).
Mereka pun mendukung perjalanan transformasi digital di Indonesia, serta siap membantu para pelaku sektor publik dan swasta memanfaatkan data gabungan dari berbagai proses CRM dan titik sentuh untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang mulus dan terpersonalisasi.
Teknologi CRM adalah perangkat lunak yang membantu perusahaan mengelola hubungan dengan pelanggan dan calon pelanggan.
"Kami melihat platform seperti Salesforce merupakan pemberdaya yang signifikan terhadap kemajuan pelaku usaha Indonesia pada era digital," tutur Edwin Hidayat.
Pada kesempatan yang sama, Country Leader Salesforce Indonesia, Iman Muhammad, menyebut Agentforce merupakan lapisan agentik dari platform Salesforce yang digunakan untuk meluncurkan agen-agen AI otonom lintas fungsi bisnis.
Agentforce mencakup serangkaian tools untuk menciptakan dan melakukan kustomisasi pada agen, serta memuat pustaka kecakapan yang siap diaplikasikan di bidang penjualan, pelayanan, pemasaran, dan komersial.
Agentforce juga terkoneksi dengan Tableau, Slack, para mitra Salesforce, dan masih banyak lagi. Agentforce juga membantu pelanggan untuk bergerak melampaui teknologi chatbot dan co-pilot yang mulai tertinggal.
Tidak seperti teknologi pendahulunya, agen AI dapat mengambil tindakan dan berintegrasi dengan aplikasi Customer 360 serta Data Cloud milik Salesforce secara proaktif.
Fitur ini memberikan kesempatan kepada pelaku usaha untuk membangun tim kerja tanpa batas yang mampu mengubah drastis setiap peran sekaligus alur kerja.
"Indonesia merupakan pusat inovasi yang dinamis dan menawarkan peluang pertumbuhan yang sangat besar bagi para pelaku usaha. Agentforce menawarkan platform tenaga kerja digital yang terintegrasi, mampu memberdayakan bisnis di Indonesia untuk memaksimalkan nilai tambah AI, dan merevolusi beragam sektor industri seperti telekomunikasi, manufaktur, dan jasa keuangan," papar Iman Muhammad.
Halaman Selanjutnya
Mereka pun mendukung perjalanan transformasi digital di Indonesia, serta siap membantu para pelaku sektor publik dan swasta memanfaatkan data gabungan dari berbagai proses CRM dan titik sentuh untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang mulus dan terpersonalisasi.