Heboh! Kades dan Karang Taruna Tolak Sistem Parkir Gratis di Mie Gacoan Sidoarjo, Warganet: Meresahkan

1 week ago 6

Minggu, 26 Januari 2025 - 08:31 WIB

Sidoarjo, VIVA – Media sosial tengah dihebohkan setelah Kepala Desa (Kades) dan Karang Taruna setempat menolak sistem parkir gratis yang diterapkan di salah satu cabang Mie Gacoan. Kebijakan ini memicu perdebatan sengit antara pihak restoran, warga, dan organisasi masyarakat desa.

Dalam video yang beredar, terlihat kepala desa dan sejumlah warga datang menggeruduk warung Mie Gacoan di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Ditambah mereka membawa sejumlah spanduk yang berisi penolakan pemberlakuan sistem parkir otomatis dan gratis dari warung mi yang selalu ramai tersebut.

"Kepala Desa (Kades) nyentrik Desa Gelam, Muslik bersama-sama warganya melakukan aksi demo di Mie Gacoan. Aksi unjuk rasa damai tersebut dilandasi pengelolaan parkir diganti sistem portal otomatis," tulis keterangan unggahan Instagram @mood.jakarta, dikutip VIVA Minggu, 26 Januari 2025.

Kepala Desa Gelam, Muslik secara tegas menolak peralihan pengelolaan parkir tersebut. Ia mengatakan bahwa pengelolaan parkir di wilayah Mie Gacoan Desa Gelam seharusnya tetap menjadi hak Karang Taruna sebagai bagian dari pemberdayaan pemuda dan masyarakat desa.

“Saya menolak keras peralihan sistem parkir baru berbasis mesin yang dikelola oleh PT Pesta Pora Abadi tanpa sosialisasi. Biarkan Karang Taruna Desa Gelam yang mengelola parkir di wilayahnya sendiri. Jangan diambil alih!” ujar Muslik.

Lebih lanjut, ia menambahkan bila pemberian hak pengelolaan parkir pada karang taruna dianggap sebagai bagian dari program pemberdayaan yang harus dipertahankan.

"Kami berharap agar sistem parkir yang ada tetap dipertahankan. Karang Taruna telah terlibat aktif dalam mengelola parkir di kawasan ini, dan perubahan mendadak ini tanpa sosialisasi jelas sangat merugikan kami," tambahnya.

Adanya aksi tersebut menjadi perbincangan hangat warganet di media sosial. Banyak dari warganet mendukung kebijakan parkir gratis karena dinilai mempermudah pelanggan.

"Gacoan punya siapa yang ngatur siapa, tukang parkir meresahkan, setuju parkir gratis," tulis komentar warganet dalam unggahan tersebut.

"Gini gini pak kades dan karang taruna sekalian. Kalau misal mau meningkatkan pendapatan (entah untuk desa entah untuk sendiri), ya buat usaha. Ada loh usaha namanya Badan Usaha Milik Desa, bukan ngemis minta lahan parkir di sini," timpal warganet lainnya.

Halaman Selanjutnya

"Kami berharap agar sistem parkir yang ada tetap dipertahankan. Karang Taruna telah terlibat aktif dalam mengelola parkir di kawasan ini, dan perubahan mendadak ini tanpa sosialisasi jelas sangat merugikan kami," tambahnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |