Bangkok, VIVA – Thailand selatan dihantam badai ekstrem yang disebut sebagai “sekali dalam 300 tahun”, memicu banjir besar melanda sembilan provinsi di Thailand, dengan ketinggian air mencapai lebih dari 2,5 meter. Salah satu kota paling terdampak, Hat Yai, provinsi Songkhla bahkan sempat terputus aksesnya menuju bangsal bersalin yang menampung puluhan bayi baru lahir.
Hat Yai, pusat perdagangan karet, merupakan kota terbesar kelima di Thailand. Pihak berwenang telah memerintahkan evakuasi setelah hujan deras selama berhari-hari yang menurut Perdana Menteri Anutin Charnvirakul telah menyebabkan banjir terburuk dalam 15 tahun.
Diperkirakan 1,9 juta orang terdampak di Thailand. Badan Meteorologi Thailand memperkirakan hujan lebat dan banjir bandang yang berkepanjangan pada hari Selasa, dan memperingatkan perahu-perahu kecil untuk tidak melaut menghindari gelombang setinggi lebih dari 3 meter.
"Telepon terus berdatangan tanpa henti dalam tiga hari terakhir, jumlahnya mencapai ribuan, meminta evakuasi dan yang lainnya meminta makanan," kata seorang anggota kelompok sukarelawan Matchima Rescue Center di kota Hat Yai yang paling parah terdampak.
Banjir bandang terjang kota Hat Yai, Provinsi Songkhla, Thailand
Photo :
- FB @Weerapong Narongkul
Dilansir CNN International, Selasa, 25 November 2025, Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan sedikitnya 19 orang tewas, sebagian besar akibat sengatan listrik dan kecelakaan terkait banjir.
Hujan Terderas dalam Tiga Abad
Departemen Irigasi Kerajaan Thailand menyebut Hat Yai mengalami hujan terderas dalam 300 tahun, berdasarkan tingkat kejarangan badai sebesar ini. Curah hujan di sejumlah wilayah bahkan mendekati 400 milimeter, diperparah luapan sungai dan banjir bandang.
Hingga Senin, banjir masih merendam sembilan provinsi dan berdampak pada lebih dari 127.000 rumah tangga.
Foto-foto dari Hat Yai memperlihatkan jalan berubah menjadi sungai, rumah-rumah terendam hingga setengah bangunan, dan tim penyelamat menggunakan perahu untuk mengangkut warga serta mengirimkan pasokan makanan.
Di Rumah Sakit Hat Yai, situasi sempat kacau setelah suplai listrik dan air terputus. Sekitar 30 bayi baru lahir terisolasi di bangsal lantai tiga—orang tua mereka tidak dapat mencapai rumah sakit karena seluruh akses terendam.
"Rumah sakit harus merawat mereka," kata perawat rumah sakit Fasiya Fatonni, menambahkan bahwa orang tua bayi-bayi itu "khawatir tetapi mereka tidak bisa sampai di sini, air naik dan semua transportasi terputus."
Dia membagikan foto-foto bangsal bayi, yang memperlihatkan para perawat duduk di ruangan gelap yang hanya diterangi oleh satu lampu; Kipas angin berdiri telah ditempatkan di sekitar ruangan untuk menjaga bayi baru lahir tetap sejuk di tempat tidur bayi mereka.
Banjir bandang terjang kota Hat Yai, Provinsi Songkhla, Thailand
Photo :
- FB @Weerapong Narongkul
"Bangsal berada di lantai tiga rumah sakit, semoga cukup tinggi sehingga mereka tidak perlu mengungsi," ujarnya.
Namun, perawat lain, Pattiya Ruamsook, khawatir dengan banjir yang semakin tinggi. "Kemarin, air hanya menggenangi lantai satu, sekarang sudah naik ke lantai dua," ujarnya.
Sekitar 500 orang berada di rumah sakit hingga Selasa, termasuk 200 pasien rawat inap, tambahnya, mendesak pihak berwenang untuk membantu mengirimkan lebih banyak air minum kepada mereka yang terlantar.
Departemen irigasi mengatakan pada hari Senin bahwa mereka bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah dan pejabat daerah lainnya untuk menanggapi banjir regional, termasuk mengirimkan truk untuk mengirimkan pasokan dan mengevakuasi mereka yang berada di daerah berisiko tinggi.
Mereka juga berupaya mengeringkan air banjir secepat mungkin, memasang puluhan pompa air dan baling-baling untuk mengalihkan air banjir ke Danau Songkhla di dekatnya dan Teluk Thailand, di lepas pantai timur negara itu.
Ketika hujan deras berhenti, banjir di provinsi-provinsi selatan diperkirakan akan "berangsur mereda", meskipun pihak berwenang tetap "berhati-hati" untuk daerah-daerah dataran rendah, menurut departemen irigasi.
Hujan deras yang berlangsung selama berhari-hari juga berdampak pada negara-negara tetangga. Di Malaysia, lebih dari 15.000 orang mengungsi, meskipun tidak ada laporan kematian, menurut Reuters.
Sementara itu, di Vietnam tengah, banjir dan tanah longsor menewaskan 91 orang dalam seminggu terakhir dan menyebabkan 1,1 juta rumah tangga dan bisnis kehilangan aliran listrik – meskipun ketinggian air mulai surut pada hari Senin, Reuters melaporkan.
Kirim Kapal Induk
Banjir bandang terjang kota Hat Yai, Provinsi Songkhla, Thailand
Photo :
- FB @Weerapong Narongkul
Otoritas Thailand pada Selasa, bersiap untuk mengirimkan sebuah kapal induk berisi pasokan bantuan dan tim medis ke wilayah selatannya, seiring meningkatnya intensitas hujan yang memperparah banjir terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Angkatan Laut Thailand mengatakan pihaknya siap mengirimkan armada yang terdiri dari 14 kapal dan kapal induk Chakri Naruebet, disertai dengan helikopter, dokter, pasokan, dan dapur umum yang dapat menyediakan 3.000 makanan sehari.
"Armada siap untuk mengirimkan pasukan dan melaksanakan tindakan sesuai perintah Angkatan Laut Kerajaan," katanya dalam sebuah pernyataan dilansir CNA, seraya menambahkan bahwa kapal induk tersebut juga dapat berfungsi sebagai rumah sakit terapung.
Hat Yai, yang juga populer di kalangan wisatawan Malaysia, menerima curah hujan 335 mm pada hari Jumat, tertinggi dalam satu hari dalam tiga abad.
Tayangan televisi menunjukkan air berwarna cokelat mengalir deras di jalan-jalan komersialnya, sementara penduduk mengarungi banjir, berpegangan pada kotak-kotak polistiren yang mengapung sementara perahu karet mengevakuasi warga lain yang mengenakan rompi pelampung oranye.
Air merendam mobil dan mengalir di sekitar truk pemadam kebakaran yang ditinggalkan di jalan.
Banjir Rob di Jalan Depan JIS Jakut, Tim Gabungan Lakukan Ini
Banjir rob atau banjir pesisir merendam Jalan RE Martadinata, tepatnya di depan Jakarta International Stadium (JIS), Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
VIVA.co.id
22 November 2025

2 hours ago
2









