Israel Bakal Pecat Ratusan Pilot Tempur yang Teken Petisi Setop Perang Gaza

1 week ago 7

Jumat, 11 April 2025 - 15:27 WIB

Tel Aviv, VIVA – Ketegangan internal mengguncang militer Israel di tengah agresi berkelanjutan di Gaza, Palestina. Banyak awak pesawat termasuk pilot yang meneken petisi agar perang di Gaza diakhiri.

Komandan Angkatan Udara Israel mengancam akan memecat sekitar 970 personel termasuk pilot, perwira, dan prajurit yang menandatangani petisi. Perpecahan di internal militer Israel itu jadi pemberitaan media lokal.

Menurut laporan Haaretz, sekitar 970 anggota awak pesawat, beberapa di antaranya dalam dinas cadangan aktif. Mereka menandatangani surat yang menentang perang di Gaza. Tapi, mereka tak menyerukan penolakan untuk bertugas.

Surat yang ditandatangani oleh ratusan anggota Angkatan Udara Israel itu menyoroti ketidaksetujuan mereka terhadap agresi militer di Gaza. Para prajurit menilai perang Gaza hanya melayani kepentingan politik, bukan kepentingan kemanan negara.

Melansir dari Anadolu Ajansi, Jumat 11 April 2025, posisi ini sejalan dengan kritik dari oposisi Israel. Pihak oposisi menilai perang ini dimanfaatkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mempertahankan kekuasaan, bukan melindungi rakyat.

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

Pun, respons militer tak kalah keras. Para pemimpin senior Angkatan Udara dalam beberapa hari terakhir menghubungi para prajurit cadangan secara pribadi. 

Mereka mendesak agar prajurit mencabut dukungan terhadap petisi itu. Jika tak mau, maka mereka diancam pemecatan.

Haaretz mencatat setelah ada intervensi, hanya 25 orang yang menarik tanda tangannya.

Ketegangan ini mencapai puncaknya saat Panglima Angkatan Udara Mayjen Tomer Bar bertemu dengan beberapa figur perwira yang menggaungkan petisi. Dalam pertemuan tersebut, para perwira cadangan mengkritik ancaman pemecatan yang dianggap 'melanggar hukum dan etika'.

Namun, Tomer Bar membela posisinya. Ia mengatakan para prajurit yang meneken petisi punya pemahaman perang berkelanjutan di Gaza lebih politis.

Dari laporan tersebut, Bar menganggap petisi surat saat masa perang sebagai tindakan tidak sah. Ia bilang gencatan senjata serta kesepakatan pertukaran sandera akan segera tercapai.

Namun, faktanya di lapangan memperlihatkan kondisi memburuk. Sejak 18 Maret, militer Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza. Ulah Israel itu menambah jumlah ribuan orang tewas.

Serangan Israel juga menghancurkan kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya disepakati pada Januari 2025.

Dalam konteks yang lebih luas, Perdana Menteri Netanyahu kembali jadi sorotan. Netanyahu berjanji untuk meningkatkan agresi ke Gaza demi mendukung rencana Presiden AS Donald Trump yang dituding punya tujuan mengusir rakyat Palestina dari Gaza.

Adapun serangan brutal Israel sejak Oktober 2023 sudah menewaskan lebih dari 50.800 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Agresi keji zionis Israel itu memicu gelombang kecaman global

Halaman Selanjutnya

Mereka mendesak agar prajurit mencabut dukungan terhadap petisi itu. Jika tak mau, maka mereka diancam pemecatan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |