VIVA - Penyelidikan tengah berlangsung terkait kecelakaan tragis pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Ahmedabad, Kamis, 12 Juni 2025.
Penerbangan yang dijadwalkan menuju London itu membawa banyak wisatawan yang hendak kembali ke tanah air.
Pesawat dikemudikan oleh Kapten Sumeet Sabharwal, pilot berpengalaman dengan lebih dari 8.200 jam terbang, didampingi kopilot Clive Kundar yang telah mencatat 1.100 jam penerbangan.
Beberapa detik setelah tinggal landas, Kapten Sabharwal sempat mengirimkan panggilan darurat kepada petugas lalu lintas udara.
"Mayday... tidak ada daya dorong, kehilangan tenaga, tidak dapat mengangkat," kata Sabharwal, dikutip dari Daily Mail, Jumat 13 Juni 2025.
Rekaman video memperlihatkan pesawat kehilangan ketinggian dan kecepatan dengan sangat cepat. Kokpit dipenuhi bunyi alarm yang menunjukkan situasi darurat. Tak lama kemudian, pesawat jatuh sekitar 1,5 mil dari ujung landasan, menimpa kawasan padat penduduk di lingkungan Meghaninagar, Gujarat, India barat laut.
Jet tersebut menghantam asrama dokter di BJ Medical College, menyebabkan ledakan dahsyat, puing-puing beterbangan, dan api membubung ratusan kaki ke udara, mengubah kawasan tersebut menjadi seperti medan perang.
Pakar penerbangan mengemukakan dua teori utama penyebab kecelakaan. Teori pertama menyebutkan kemungkinan burung tersedot ke dalam mesin, menyebabkan kerusakan pada kedua mesin secara bersamaan. Teori lain mempertanyakan pengaturan flap, komponen sayap yang membantu daya angkat saat lepas landas.
Kapten Saurabh Bhatnagar, mantan pilot senior, mengaitkan insiden ini dengan kemungkinan tabrakan burung, serupa dengan kejadian yang menimpa Jeju Air di Korea Selatan pada Desember lalu.
"Dari rekaman yang saya lihat, tampaknya kasus ini adalah kasus tabrakan beberapa burung. Lepas landasnya sempurna," kata Saurabh.
Pesawat Air India Jatuh di Dekat Bandara Ahmedabad
Photo :
- (Foto AP/Ajit Solanki)
Salil Colge, dosen manajemen penerbangan di University College Birmingham, menambahkan bahwa kawasan tersebut memang memiliki riwayat tabrakan burung di masa lalu.
Namun, beberapa analis menyoroti bahwa tidak terlihat asap keluar dari mesin dalam rekaman, yang umumnya menjadi indikator adanya tabrakan burung.
Marco Chan dari Buckinghamshire New University justru menyoroti posisi flap pada sayap. Ia berspekulasi bahwa flap mungkin tidak dipasang dengan benar sebelum lepas landas, suatu kesalahan yang bisa menghentikan daya angkat pesawat secara fatal.
Pesawat Air India Jatuh di Dekat Bandara Ahmedabad
Terry Tozer, mantan pilot dan penulis Why Planes Crash, menyebutkan bahwa kerusakan pada sayap adalah penjelasan yang masuk akal, terutama melihat cara muncung pesawat menukik ke bawah.
Potongan badan pesawat sepanjang 186 kaki tampak mencuat dari lantai atas kampus, sementara bagian-bagian besar lainnya seperti sayap yang terlepas berserakan di area sekitar. Api hebat membakar lima hingga enam bangunan di dekat lokasi jatuhnya pesawat.
Pesawat tersebut diketahui membawa sekitar 80 hingga 90 ton bahan bakar penerbangan, yang disiapkan untuk perjalanan jauh menuju London, menambah dahsyatnya dampak ledakan saat pesawat menghantam permukiman.
Halaman Selanjutnya
Jet tersebut menghantam asrama dokter di BJ Medical College, menyebabkan ledakan dahsyat, puing-puing beterbangan, dan api membubung ratusan kaki ke udara, mengubah kawasan tersebut menjadi seperti medan perang.