Sabtu, 1 Maret 2025 - 04:46 WIB
Jakarta, VIVA – Pelatih Fenerbahce, Jose Mourinho dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Tak jarang, dia melontarkan ucapan yang pedas.
Tak hanya mengenai pertandingan, Mourinho juga pernah menyinggung soal bulan Ramadan. Itu terjadi saat salah satu pemainnya yang beragama Islam menjalankan ibadah puasa.
Hal tersebut saat The Special One membesut Inter Milan pada 2009. Mourinho mengkritik pemainnya, Sulley Muntari yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, pada Agustus 2009.
Mourinho menganggap berpuasa membuat Muntari tak bermain maksimal, dan membuat Inter harus puas bermain imbang 1-1 melawan Bari di Serie A.
"Muntari memiliki masalah terkait dengan Ramadan. Mungkin saat cuaca panas seperti ini tak bagus baginya untuk menjalankan puasa. Ramadan datang di saat yang tidak ideal di saat pemain bertanding sepakbola," kata Mourinho dilansir Daily Mail.
Sulley Muntari
Photo :
- http://images.teamtalk.com
Komentar Mourinho tersebut menyulut reaksi keras dari Presiden Persatuan Islam Italia, Mohamed Nour Dachan. Menurutnya, puasa tak membuat pemain bola kehilangan stamina.
"Saya rasa Mourinho harus lebih sedikit bicara. Seorang muslim yang taat tak akan melemah karena kita tahu berdasarkan Institusi Kesehatan bahwa mental dan stabilitas psikologi bisa membuat olahragawan memiliki energi ekstra di lapangan," kata Dachan.
"Seorang pemain yang beragama Kristen, Yahudi, ataupun Muslim tentu saja secara psikologis lebih tenang dan itu meningkatkan permainan," tegasnya.
Bahkan orang dalam Inter sendiri tak sependapat dengan komentar Mourinho. Pelatih pribadi Muntari, Stefano Tirelli punya anggapan berbeda.
"Tidak semua orang memiliki reaksi yang sama terhadap perubahan kebiasaan di bulan Ramadhan," kata Tirelli.
"Beberapa atlet sangat menderita karena kekurangan energi saat latihan dan pertandingan. Namun, pemain lain yang punya karakter, emosi, dan genetik bisa memiliki performa yang sama. Muntari adalah salah satunya," jelasnya.
Halaman Selanjutnya
"Saya rasa Mourinho harus lebih sedikit bicara. Seorang muslim yang taat tak akan melemah karena kita tahu berdasarkan Institusi Kesehatan bahwa mental dan stabilitas psikologi bisa membuat olahragawan memiliki energi ekstra di lapangan," kata Dachan.