Jakarta, VIVA - Israel kembali berulah dengan terus menggempur rakyat Palestina di Gaza. Zionis Israel masih menggempur setelah lebih dari satu setengah tahun melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
Ulah Israel itu membuat belasan ribu orang yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARIBP) menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jumat, 21 Maret 2025.
Para peserta aksi membawa atribut solidaritas Palestina. Mereka membawa dan menempel stiker foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump di bawah sepatu para peserta. Cara itu sebagai simbol penolakan terhadap kejahatan Israel.
Komite Pelaksana ARIBP Zaitun Rasmin menyampaikan gencatan senjata yang disepakati sejak Januari 2025 sempat menghadirkan sekeping harapan bagi rakyat Palestina. Menurut dia, kesepakatan yang berlangsung dalam tiga tahapan ini semestinya menjamin masuknya bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan rakyat Palestina. Lalu, mempersiapkan rekonstruksi kehidupan di Gaza.
Namun, Israel malah bernafsu melanjutkan agresi militernya dengan melakukan genosida. Dengan munculnya wacana pengusiran rakyat Gaza, puncaknya terjadi pada Selasa dinihari, 18 Maret 2025.
Saat rakyat Palestina di Gaza menjalankan sahur di bulan Ramadan, tentara zionis secara terbuka mengkhianati kesepakatan gencatan senjata dengan membantai lebih dari 450 jiwa. Dua pertiga dari para korban kebiadaban Israel adalah perempuan dan anak-anak warga Palestina.
Massa ARIBP gelar aksi damai bela Palestina di depan Kedubes AS.
"Dunia harus tahu bahwa Israel bukan hanya melanggar gencatan senjata, tetapi juga terus melakukan genosida dengan brutal. Amerika Serikat adalah sekutunya yang setia mendukung kejahatan ini," kata Zaitun, Jumat, 21 Maret 2025.
Dia bilang jika dunia membiarkan Israel yang terus zalim ke rakyat Palestina maka semua dianggap berkontribusi.
Pun, ARIBP menyuarakan tuntutan agar Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk segera menangkap Netanyahu. Selain itu, mendesak ICC juga menangkap semua pelaku genosida yang bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Palestina.
ARIBP dalam pernyataannya juga mendesak para mediator gencatan senjata untuk menekan Israel agar menghentikan segala bentuk pelanggaran. Lalu, bisa memastikan keselamatan rakyat Palestina yang tidak berdosa.
Zaitun menambahkan ARIBP juga mendukung sikap negara-negara Arab dan dunia Islam dalam mencegah pengusiran rakyat Gaza yang seperti sudah dirancang oleh Israel dan AS.
Namun, ARIBP juga mendesak agar bantuan militer dari negara-negara Arab dan dunia Islam harus segera dilaksanakan. Langkah itu sebagai bentuk keseriusan dalam melindungi rakyat Palestina dari serangan brutal Israel.
Sementara, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim selaku Ketua MUI dan Komite Pengarah ARIBP meminta Kementerian Luar Negeri RI untuk menyampaikan respons keras kepada Dubes AS di Indonesia. Hal itu sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mendukung genosida terhadap rakyat Palestina.
Dalam aksinya, ARIBP mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang cinta damai dan anti penjajahan untuk terus menunjukkan solidaritas dengan berbagai cara. Dukungan solidaritas itu baik melalui doa, boikot produk yang mendukung Israel, dan kampanye media sosial #BersuaraSampaiMerdeka. Langkah itu sebagai sikap dukungan bahwa Gaza dan Palestina tak berdiri sendirian.
Halaman Selanjutnya
"Dunia harus tahu bahwa Israel bukan hanya melanggar gencatan senjata, tetapi juga terus melakukan genosida dengan brutal. Amerika Serikat adalah sekutunya yang setia mendukung kejahatan ini," kata Zaitun, Jumat, 21 Maret 2025.