Jakarta, VIVA – Tanpa sadar, banyak dari kita sering membuka ponsel hanya untuk sekadar scroll media sosial, meskipun tidak ada notifikasi masuk atau hal penting yang ingin dicari.
Aktivitas ini dilakukan secara berulang, bahkan bisa berlangsung berjam-jam.
Lalu, kenapa sih kita sering scroll HP tanpa tujuan yang jelas? Ternyata, jawabannya bisa dijelaskan lewat kacamata psikologi.
1. Dopamine Loop: Sensasi Nikmat yang Terus Dicari
Salah satu penjelasan utama datang dari konsep "dopamine loop", yaitu siklus otak dalam mencari dan menerima sensasi menyenangkan. Setiap kali kita menemukan sesuatu yang menarik.
Baik itu meme lucu, notifikasi like, atau video singkat, otak melepaskan dopamin, zat kimia yang memicu rasa senang.
Menurut Dr. Anna Lembke, psikiater dari Stanford University dalam bukunya Dopamine Nation (2021), aktivitas seperti scrolling media sosial memberikan "reward" kecil yang membuat otak ketagihan.
Otak terus mencari sensasi baru, sehingga kita terdorong untuk terus scroll, meski sebenarnya tidak ada tujuan spesifik.
2. Fear of Missing Out (FOMO)
Fenomena FOMO atau "Fear of Missing Out" juga jadi alasan kuat kenapa banyak orang merasa harus membuka HP secara berkala.
Rasa takut ketinggalan informasi, tren terbaru, atau update teman-teman membuat seseorang tetap terkoneksi, walaupun sebenarnya tidak sedang mencari informasi penting.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Psychiatry Research (2018) menunjukkan bahwa FOMO berkorelasi dengan peningkatan kecanduan media sosial dan gangguan kecemasan, terutama pada generasi muda.
3. Escapism: Lari dari Realita atau Emosi Negatif
Scrolling tanpa arah sering menjadi bentuk pelarian dari stres, rasa bosan, atau emosi yang tidak menyenangkan.
Dalam psikologi, ini disebut sebagai escapism, strategi tidak sadar untuk menghindari kenyataan yang sedang dihadapi.
Dr. Larry Rosen, profesor psikologi dari California State University, menjelaskan dalam studinya bahwa banyak orang menggunakan ponsel sebagai "distractor" saat merasa cemas, bosan, atau kesepian.
Sayangnya, ini bisa berujung pada ketergantungan jangka panjang.
4. Kebiasaan Tanpa Sadar (Automatic Behavior)
Jika kamu pernah membuka HP padahal barusan saja mengeceknya, bisa jadi kamu sudah masuk dalam fase automatic behavior.
Ini adalah perilaku yang dilakukan tanpa kesadaran penuh, mirip seperti menguap atau mengetuk-ngetuk meja.
Penelitian dalam Journal of Behavioral Addictions (2017) menyebutkan bahwa kebiasaan ini sering terbentuk karena otak kita sudah terlatih untuk membuka HP sebagai respons terhadap rasa hampa sesaat, misalnya saat mengantri, menunggu, atau sendirian.
5. Social Validation dan Self-Worth
Scrolling juga bisa jadi bentuk tidak sadar dari keinginan mencari pengakuan sosial. Kita berharap menemukan sesuatu yang memberi rasa terhubung, diterima, atau bahkan dihargai.
Notifikasi, like, komentar, semua itu memberi ilusi koneksi sosial yang bisa memperbaiki mood secara instan.
Namun menurut psikolog Dr. Jean Twenge dalam bukunya iGen (2017), terlalu sering menggantungkan harga diri pada interaksi digital justru dapat menurunkan tingkat kebahagiaan dan meningkatkan risiko depresi.
Kesimpulan
Scrolling HP tanpa tujuan bukan sekadar kebiasaan iseng. Ada banyak aspek psikologis yang mendorongnya, mulai dari pencarian rasa senang, ketakutan ketinggalan informasi, hingga pelarian dari tekanan mental.
Memahami alasan di balik kebiasaan ini bisa membantu kita lebih sadar dan bijak dalam menggunakan ponsel agar tak sampai kecanduan atau mengorbankan kesehatan mental sendiri.
Halaman Selanjutnya
Otak terus mencari sensasi baru, sehingga kita terdorong untuk terus scroll, meski sebenarnya tidak ada tujuan spesifik.