Mau Kerja di China? Presiden Xi Jinping Buka Program K Visa

3 weeks ago 15

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:20 WIB

China, VIVA – Pemerintah China baru-baru ini meluncurkan program visa baru bernama K Visa. Program ini dibuat untuk menarik talenta global di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika). Program yang diresmikan pada Rabu pekan lalu terbuka bagi lulusan universitas ternama dan profesional di berbagai negara di dunia yang ingin mencari kerja di China.

Berbeda dengan program visa lainnya, program visa K ini tidak mengharuskan adanya sponsor dari perusahaan. Melansir laman Times, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, menjelaskan pada Senin bahwa tujuan visa ini adalah untuk“mendorong pertukaran dan kerja sama antara talenta muda di bidang sains dan teknologi dari Tiongkok dan negara lain.

Program ini menjadi bagian dari upaya besar China untuk lebih terbuka terhadap dunia termasuk dalam menarik investasi asing, mahasiswa internasional, dan wisatawan.

K-Visa Dirancang untuk Menarik Talenta Teknologi Global

K visa ditujukan untuk menarik talenta muda asing di bidang STEM termasuk peneliti, pendidik, wirausahawan, dan profesional lainnya. Untuk memenuhi syarat, pelamar harus memiliki setidaknya gelar sarjana dari universitas terakreditasi (baik di Tiongkok maupun luar negeri), bekerja di bidang STEM, dan termasuk kategori profesional muda. Menurut Edward Hu, Direktur Imigrasi di konsultan Newland Chase Shanghai, minat terhadap visa ini sangat tinggi sejak diumumkan pada Agustus.

“K Visa mengisi celah dalam sistem perekrutan talenta Tiongkok dengan menurunkan hambatan masuk bagi profesional muda di bidang STEM,” ujar Hu kepada Al Jazeera.

Sejak 2013, Tiongkok sudah memiliki visa serupa, yakni R visa, yang ditujukan bagi talenta asing tingkat tinggi atau spesialis. Namun, R visa mewajibkan sponsor dari perusahaan atau lembaga tuan rumah. Sementara visa K difokuskan pada profesional di awal karier dan tidak memerlukan sponsor pemberi kerja.

Keunggulan lain dari visa ini adalah memungkinkan pemegangnya masuk, tinggal, dan bekerja tanpa harus memiliki tawaran pekerjaan terlebih dahulu berbeda dengan sistem H-1B di AS yang bergantung pada sponsor perusahaan.

Tantangan: Daya Saing dan Budaya Kerja

Halaman Selanjutnya

Meski demikian, para ahli menilai China masih harus melakukan lebih banyak hal untuk bisa bersaing dengan AS dalam menarik talenta muda global. Feller mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perusahaan China perlu menyediakan posisi berbahasa Inggris bagi mereka yang tidak bisa berbahasa Mandarin serta meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |