Mengenal Inflammatory Bowel Disease, Penyakit Radang Usus Kronis yang Bisa Ganggu Penyerapan Nutrisi

1 day ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Inflammatory Bowel Disease (IBD) menjadi salah satu penyakit radang kronis pada saluran cerna yang kasusnya terus meningkat di Indonesia. Kondisi ini meliputi dua bentuk utama IBD yaitu kolitis ulseratif dan Crohn’s disease. 

Keduanya dapat menyebabkan peradangan jangka panjang yang berdampak pada kualitas hidup pasien, mulai dari nyeri perut berulang, diare kronis, hingga gangguan penyerapan nutrisi.

Meski belum banyak dikenal masyarakat, IBD bukan sekadar masalah pencernaan biasa. Keluhan yang datang dan hilang sering membuat pasien menunda pemeriksaan, sehingga penyakit berpotensi semakin parah seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi Profesor Ari Fahrial Syam.

Ari meminta untuk tidak mengabaikan gejala awal dari IBD yang biasanya ditandai dengan rasa sakit perut yang berulang. 

“IBD perlu dikenali sejak dini. Bila keluhan (sakit) perut berulang terjadi terus menerus, jangan dibiarkan. Deteksi dan terapi cepat akan mencegah komplikasi yang lebih berat,” ujarnya. 

Gejala IBD Sering Dianggap Masalah Pencernaan Biasa

Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan IBD adalah gejala yang mirip dengan gangguan pencernaan umum. Pasien sering mengira dirinya hanya mengalami maag, infeksi usus, atau iritasi makanan. Padahal, IBD memiliki pola keluhan yang lebih khas dan menetap, seperti diare berdarah, penurunan berat badan tanpa sebab, dan rasa lelah ekstrem.

Prof. Ari menjelaskan bahwa banyak pasien datang dalam kondisi berat karena terlambat melakukan pemeriksaan. “Keluhan yang tidak membaik setelah diberikan obat standar untuk lambung patut dicurigai sebagai sesuatu yang lebih serius,” katanya. Ia menegaskan bahwa pemeriksaan endoskopi dan tes laboratorium dibutuhkan untuk memastikan diagnosis IBD.

Selain itu, faktor keturunan dan lingkungan juga dapat memicu munculnya penyakit ini. Kebiasaan merokok, stres, serta pola makan tidak seimbang sering memperburuk kondisi. Dengan mengenali tanda-tandanya lebih awal, peluang pasien untuk mendapatkan penanganan optimal semakin besar.

IBD Tak Bisa Disembuhkan tapi Dikendalikan

Inflammatory Bowel Disease merupakan penyakit yang belum dapat disembuhkan total tetapi dapat dikendalikan melalui terapi jangka panjang.

Staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini mengatakan penanganan IBD meliputi obat antiinflamasi, imunomodulator, hingga terapi biologis sesuai kondisi masing-masing pasien. Tujuannya adalah menjaga peradangan tetap terkendali dan mencegah kekambuhan.

Lalu, pasien IBD juga tetap mendapatkan pengawasan medis yang konsisten. “Pasien IBD membutuhkan monitoring teratur untuk melihat perkembangan peradangan, apakah sedang aktif atau dalam fase remisi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pasien tidak boleh berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter meski merasa sudah membaik.

Selain terapi medis, perubahan gaya hidup juga membantu mengurangi gejala. Pola makan yang teratur, manajemen stres, dan istirahat cukup merupakan bagian dari pengelolaan sehari-hari. Kombinasi perawatan komprehensif ini memungkinkan pasien menjalani kehidupan normal meski hidup dengan kondisi kronis.

Peran Edukasi Publik dan Deteksi Dini IBD

Meningkatnya kasus IBD di Indonesia membuat edukasi masyarakat menjadi kunci penting dalam upaya pencegahan komplikasi. Banyak pasien tidak menyadari bahwa gejala yang dialaminya merupakan tanda peradangan kronis. Padahal, deteksi dini terbukti mampu menurunkan risiko operasi maupun kerusakan usus jangka panjang.

Ari menekankan bahwa tenaga kesehatan juga perlu meningkatkan kewaspadaan. “IBD tidak lagi menjadi penyakit yang jarang. Dokter di layanan primer harus mampu mengenali gejala yang mengarah pada IBD, sehingga pasien segera dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan,” katanya.

Ari juga mendorong masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri bila mengalami gejala persisten. Dengan meningkatnya literasi kesehatan, pasien dapat memperoleh terapi lebih cepat dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |