Jakarta, VIVA – Banyak orang sering keliru dalam membedakan antara fungal acne dan bruntusan karena keduanya sama-sama menyebabkan tekstur kulit tidak rata. Padahal, kedua kondisi ini memiliki penyebab yang berbeda dan memerlukan perawatan yang tepat agar tidak semakin parah. Jika salah penanganan, masalah kulit ini bisa semakin memburuk dan sulit dikendalikan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan mendasar antara fungal acne dan bruntusan agar dapat memilih metode perawatan yang sesuai.
Apa Itu Fungal Acne dan Bruntusan?
Fungal Acne
Fungal acne atau yang secara medis dikenal sebagai Malassezia folliculitis adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur Malassezia secara berlebihan di dalam folikel rambut. Jamur ini sebenarnya ada secara alami di kulit manusia, tetapi dalam kondisi tertentu, pertumbuhannya bisa tidak terkendali dan menyebabkan peradangan yang menyerupai jerawat.
Gejala utama fungal acne meliputi bintik-bintik kecil yang sering berkelompok dan terasa gatal. Kondisi ini biasanya terjadi di daerah tubuh yang sering berkeringat, seperti punggung, dada, bahu, dan dahi. Berbeda dengan jerawat biasa, fungal acne tidak disebabkan oleh bakteri atau minyak berlebih, sehingga perawatannya juga berbeda.
Bruntusan
Bruntusan adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan munculnya bintik-bintik kecil di kulit, yang sering kali merupakan komedo atau iritasi ringan akibat penyumbatan pori-pori. Bruntusan biasanya muncul karena produksi minyak berlebih, sel kulit mati yang menumpuk, atau reaksi terhadap produk perawatan kulit tertentu.
Bruntusan tidak selalu meradang, tetapi bisa berkembang menjadi jerawat jika tidak ditangani dengan baik. Bruntusan sering ditemukan di area wajah seperti dahi, pipi, dan dagu, meskipun bisa muncul di bagian tubuh lainnya. Berbeda dengan fungal acne, bruntusan tidak disebabkan oleh infeksi jamur, sehingga perawatannya lebih berfokus pada pembersihan pori-pori dan pengendalian minyak di kulit.
Perbedaan Fungal Acne dan Bruntusan
Faktor | Fungal Acne | Bruntusan |
Penyebab | Infeksi jamur Malassezia | Pori-pori tersumbat oleh minyak, sel kulit mati, atau bakteri |
Bentuk | Bintik kecil merah atau putih, sering berkelompok | Bintik kecil dengan atau tanpa peradangan |
Rasa Gatal | Biasanya gatal dan terasa lebih parah saat berkeringat | Tidak selalu gatal |
Area yang Terkena | Dahi, punggung, dada, bahu | Dahi, pipi, dagu, hidung |
Reaksi terhadap Skincare | Bisa memburuk dengan produk berbasis minyak atau pelembap berat | Bisa dipicu oleh produk yang menyumbat pori-pori (komedogenik) |
Respon terhadap Pengobatan | Lebih baik diatasi dengan antijamur seperti ketoconazole atau clotrimazole | Bisa membaik dengan eksfoliasi dan perawatan kulit berjerawat |
Cara Mengatasi Fungal Acne dan Bruntusan
Mengatasi Fungal Acne
- Gunakan Produk Antijamur: Produk dengan kandungan ketoconazole, selenium sulfide, atau clotrimazole dapat membantu membunuh jamur penyebab fungal acne.
- Hindari Produk Berminyak: Skincare berbasis minyak dapat memperparah pertumbuhan jamur di kulit.
- Jaga Kebersihan Kulit: Mandi setelah berkeringat dan gunakan pakaian yang menyerap keringat untuk mencegah lingkungan lembap yang mendukung pertumbuhan jamur.
- Konsumsi Makanan Sehat: Batasi makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana yang dapat memicu pertumbuhan jamur berlebih.
Kulit Berminyak dan Berjerawat
Mengatasi Bruntusan
- Gunakan Produk Eksfoliasi: Kandungan AHA (seperti asam glikolat) dan BHA (seperti asam salisilat) dapat membantu membersihkan pori-pori dan mengurangi bruntusan.
- Gunakan Skincare Non-Komedogenik: Produk yang tidak menyumbat pori-pori dapat mencegah bruntusan semakin parah.
- Rutin Membersihkan Wajah: Cuci muka dua kali sehari dengan pembersih yang sesuai dengan jenis kulit.
- Gunakan Masker Tanah Liat: Masker ini membantu menyerap minyak berlebih dan membersihkan pori-pori yang tersumbat.
Kesalahan Umum dalam Mengobati Fungal Acne dan Bruntusan
Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengobati fungal acne seperti jerawat biasa. Jika seseorang menggunakan produk anti-jerawat yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat untuk fungal acne, kondisi ini justru bisa semakin parah karena jamur tidak terpengaruh oleh bahan-bahan tersebut.
Sebaliknya, jika seseorang memiliki bruntusan akibat pori-pori tersumbat tetapi menggunakan produk antijamur, kondisi kulit tidak akan membaik karena penyebabnya bukan jamur. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala dan penyebab masalah kulit sebelum memilih produk perawatan.
Meskipun terlihat mirip, fungal acne dan bruntusan memiliki penyebab dan cara pengobatan yang berbeda. Mengenali gejala yang muncul dapat membantu menentukan perawatan yang paling efektif. Jika masalah kulit tidak kunjung membaik meskipun sudah melakukan perawatan sendiri, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat dan penanganan yang sesuai.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan fungal acne dan bruntusan, diharapkan masyarakat bisa lebih bijak dalam memilih produk dan metode perawatan kulit agar kesehatan kulit tetap terjaga dan bebas dari masalah yang mengganggu.
Halaman Selanjutnya
Bruntusan tidak selalu meradang, tetapi bisa berkembang menjadi jerawat jika tidak ditangani dengan baik. Bruntusan sering ditemukan di area wajah seperti dahi, pipi, dan dagu, meskipun bisa muncul di bagian tubuh lainnya. Berbeda dengan fungal acne, bruntusan tidak disebabkan oleh infeksi jamur, sehingga perawatannya lebih berfokus pada pembersihan pori-pori dan pengendalian minyak di kulit.